My Hot Videos



Makalah : Analisis Gaya Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW

Wednesday, May 20, 2015

TUGAS AKHIR SEMESTER
KEPEMIMPINAN MANAJERIAL

GAYA KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW

MODEL KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW

       Nabi Muhammad bin Abdullah saw adalah nabi terakhir. Lahir pada tahun 570 M di Mekah. Diutus menjadi nabi ketika berusia empat puluh tahun. Selama tiga belas tahun Nabi saw berdakwah Islam di Mekah. Kemudian Nabi saw hijrah ke Madinah. Di Madinah Nabi saw mendirikan sentranya. Selama sepuluh tahun Nabi saw terang-terangan berdakwah Islam di Madinah. Pada akhir periode ini seluruh jazirah Arab memeluk Islam. Al-Qur'an Suci diwahyukan kepadanya secara bertahap dalam waktu dua puluh tiga tahun. Kaum Muslim memperlihatkan dedikasi yang luar biasa dan takzim kepada Al-Qur'an dan kepada pribadi Nabi Muhammad saw.

       Ada dua hal yang memberi masyarakat yang baru lahir ini semangat antusiasme dan persatuan: Pertama, Al-Qur'an yang menyemangati kaum Muslim, yang senantiasa dibaca oleh kaum Muslim. Kedua, pribadi mulia dan berpengaruh Nabi saw yang sangat memesona kaum Muslim.

       Nabi saw wafat pada tahun 11 H pada tahun ke-23 misi kenabiannya dalam usia enam puluh tiga tahun. Nabi saw meninggalkan suatu masyarakat yang belum lama lahir, suatu masyarakat yang penuh dengan semangat spiritual, suatu masyarakat yang mempercayai suatu ideologi yang konstruktif dan yang menyadari tanggung jawabnya di dunia.

       Beberapa hal yang diterapkan nabi Muhammad sebagai pemimpin dalam kehidupannya sehari-hari, yaitu:

 Perilaku Sosial Yang Baik
       Dalam kehidupan di tengah masyarakat, Nabi saw selalu baik hati, riang dan sopan terhadap semua orang. Nabi saw selalu yang lebih duluan memberikan salam, sekalipun kepada anak-anak dan para sahaya. Nabi saw tak pernah meregangkan kakinya di hadapan orang, dan tak pernah berbaring di hadapan orang. Kalau tengah bersama Nabi saw, semua orang duduk mengelilingi Nabi saw. Tak ada yang punya tempat khusus. Nabi saw selalu memperhatikan sahabat-sahabatnya. Kalau Nabi saw tak melihat siapa pun di antara sahabat-sahabatnya itu selama dua atau tiga hari, Nabi saw menanyakannya. Jika ternyata sahabat itu sakit, Nabi saw menjenguknya. Dan jika sahabat itu mendapat kesulitan, Nabi saw berupaya memecahkan problemnya.

 Lembut Namun Tegas
       Dalam masalah pribadi, Nabi saw lembut, simpatik dan toleran. Pada banyak peristiwa sejarah, toleransi Nabi saw merupakan salah satu alasan kenapa Nabi saw sukses. Namun dalam masalah prinsip ketika mengenai masalah kepentingan masyarakat atau hukum, Nabi saw tegas dan tak pernah memperlihatkan sikap toleran.

Hidup Sederhana
       Hidup sederhana merupakan salah satu prinsip hidup Nabi saw. Nabi saw biasa mengatakan: “Sungguh menyenangkan kekayaan itu, jika didapat dengan cara yang halal oleh orang yang tahu cara membelanjakannya”. Nabi saw juga mengatakan: “Kekayaan merupakan bantuan yang baik bagi ketakwaan”

 Ketetapan Hati dan Sabar
       Tekad atau kemauan keras Nabi saw sungguh luar biasa. Tekad ini mempengaruhi para sahabatnya juga. Dalam masa hidupnya, beberapa kali kondisi sedemikian rupa sehingga kelihatannya tak ada lagi harapan, namun tak pernah ada kata gagal dalam benaknya.

 Kepemimpinan, Administrasi dan Konsultasi
       Sekalipun para sahabat Nabi saw menjalankan setiap perintah Nabi saw tanpa ragu, dan berulang-ulang mengatakan percaya penuh kepada Nabi saw dan bahkan mau terjun ke sungai atau ke dalam kobaran api jika saja Nabi saw memerintahkannya, Sahabat-sahabat¬nya dan konsultasi dengan mereka yang dipandangnya penting, merupakan faktor-faktor utama yang memberikan sumbangsih bagi pengaruhnya yang luar biasa di kalangan para sahabatnya. Fakta ini ditunjukkan oleh Al-Qur'an. Al-Qur'an memfirmankan:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ (١٥٩)

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan din dari sekelitingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”. (QS. Âli 'Imrân: 159)

 Teratur dan Tertib
       Semua tindakan Nabi saw teratur dan tertib. Nabi saw bekerja sesuai dengan jadwal. Nabi saw mengajak para sahabatnya untuk berbuat sama. Berkat pengaruh Nabi saw, para sahabat jadi penuh disiplin.

 Mau Mendengarkan Kritik dan Tak Suka Pujian yang Bersifat Menjilat
       Nabi saw suka bekerja sempurna. Nabi saw biasa mengerjakan sesuatu dengan benar dan efisien Terkadang Nabi saw terpaksa menghadapi kritik para sahabat. Namun tanpa bersikap keras terhadap mereka, Nabi saw menjelas-kan keputusannya, dan para sahabat pun akhimya mau menerima. Nabi saw membenci sekali pujian yang bersifat menjilat. Nabi saw mengatakan: “Lemparkan debu ke wajah orang yang menjilat”.

 Memerangi Kelemahan
       Nabi saw tidak mengeksploitasi titik lemah dan kebodohan orang. Nabi saw justru berupaya memperbaiki kelemahan orang dan membuat orang mengetahui apa yang tidak mereka ketahui sebelumnya. Pada hari meninggalnya putra Nabi saw yang berusia tujuh belas bulan, kebetulan terjadi gerhana matahari. Orang pada mengatakan bahwa gerhana tersebut terjadi karena duka cita yang merundung Nabi saw. Nabi saw tidak tinggal diam menghadapi pikiran yang keliru ini. Nabi saw kemudian naik ke mimbar dan mengatakan: "Wahai manusia! Bulan dan matahari adalah dua tanda dari Allah. Terjadinya gerhana keduanya bukan karena kematian seseorang."

 Memiliki Kualitas Sebagai Pemimpin
Nabi saw memiliki kualitas maksimum kepemimpinan seperti sifat mau tahu orang, teguh had, efisien, berani, tak takut meng¬hadapi konsekuensi suatu tindakan, mampu melihat ke depan, mampu menghadapi kritik, mengakui kemampuan orang lain, mendelegasikan kekuasaan kepada orang lain yang mampu, luwes dalam masalah pribadinya, keras dalam masalah prinsip, memandang penting orang lain, memajukan bakat intelektual, emosional dan praktis mereka, menjauhkan diri dari praktik lalim, tidak meminta ketaatan buta, bersahaja dan rendah hati, bermartabat dan sangat memperhatikan pengelolaan sumber daya manusia. Nabi saw sering mengatakan: “Jika kamu bertiga mengadakan perjalanan bersama, maka pilih salah satu dari kalian sebagai pemimpin”.

       Dalam konteks kepemimpinan, Nabi mengembangkan kepemimpinan moral dalam kehidupan politiknya. Ini merupakan respons yang sangat tepat dalam menghadapi struktur masyarakat pra-Islam yang feodalistik dan represif, karena yang ditekankan adalah aspek moralitas (akhlaq al-karimah). Oleh karena itu, politik pada zaman Nabi berfungsi sebagai kendaraan moral yang efektif.

       Nabi Muhammad dengan spirit religiusitas dan moralitasnya berhasil membangun sebuah komunitas yang beradab di Madinah. Bersama semua unsur penduduk Madinah, Nabi meletakkan dasar-dasar peradaban (madaniyyah) dengan membuat sebuah perjanjian (Piagam Madinah) yang mengatur mengenai kehidupan beragama, ekonomi, sosial, dan politik. Dalam hal ini, ikatan keadaban (bond of civility) ditegakkan oleh semangat universal ketuhanan untuk menegakkan sistem hukum yang adil dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

       Moralitas menjadi kunci penting dalam kepemimpinan yang dikembangkan oleh Nabi. Berdasarkan bukti-bukti historis, moralitas menjadi titik poros bagi pengembangan kehidupan bersama yang mampu menciptakan kesejahteraan. Oleh karena itu, jika mengharapkan bangsa Indonesia mampu keluar dari krisis menuju ke arah kehidupan yang menyejahterakan, kepemimpinan yang berlandaskan kepada moralitas merupakan sebuah kebutuhan mutlak. Sebaliknya, pemimpin yang tidak mempertimbangkan moralitas hanyalah akan mengantarkan negara ke arah kehancuran.

       Karakteristik kepemimpinan Rasulullah saw. adalah, kejujuran yang teruji dan terbukti. Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan (kredibilitas) sebagai seorang pemimpin. Di samping itu, beliau juga cakap dan cerdas, inovatif dan berwawasan ke depan, tegas tapi rendah hati, pemberani tapi bersahaja, kuat fisik dan tahan penderitaan.

       Pola kepemimpinan Rasulullah Muhammad saw., dapat dijadikan rujukan yang utama dalam kehidupan umat manusia, terutama bagi yang beriman dan bertakwa, serta selalu berzikir kepada Allah SWT. Hal ini sejalan sebagaimana diungkap Allah dalam Q.S. Al-Ahzab ayat 21, yang berbunyi :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (٢١)

Artinya: “Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagi kamu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan hari akhir dan dia banyak menyebut nama Allah”.

       Nabi Muhammad saw. adalah pemimpin dunia yang terbesar sepanjang sejarah. Karena hanya dalam waktu 23 tahun, dengan biaya kurang dari satu persen biaya yang dipergunakan untuk revolusi Perancis dan dengan korban kurang dari seribu orang. Beliau telah menghasilkan tiga karya besar yang belum pernah dicapai oleh pemimpin yang manapun di seluruh dunia sejak Nabi Adam as. sampai sekarang. Tiga karya besar tersebut adalah:
تَوْحِيْدُ الإِلهِ (mengesakan Tuhan)

       Nabi Besar Muhammad saw. telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula mempercayai Tuhan sebanyak 360 (berfaham polytheisme) menjadi bangsa yang memiliki keyakinan tauhid mutlak atau monotheisme absolut.
تَوْحِيْدُ الأُمَّةِ (kesatuan ummat)

       Nabi Besar Muhammad saw. telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semua selalu melakukan permusuhan dan peperangan antar suku dan antar kabilah, menjadi bangsa yang bersatu padu dalam ikatan keimanan dalam naungan agama Islam.
تَوْحِيْدُ الْحُكُوْمَةِ (kesatuan pemerintahan)

       Nabi Besar Muhammad saw. telah berhasil membimbing bangsa Arab yang selamanya belum pernah memiliki pemerintahan sendiri yang merdeka dan berdaulat, karena bangsa Arab adalah bangsa yang selalu dijajah oleh Persia dan Romawi, menjadi bangsa yang mampu mendirikan negara kesatuan yang terbentang luas mulai dari benua Afrika sampai Asia.

Kunci dari keberhasilan perjuangan beliau dalam waktu relatif singkat itu adalah terletak pada tiga hal:
Keunggulan agama Islam
Ketepatan sistem dan metode yang beliau pergunakan untuk berda'wah.

Kepribadian beliau.
An Nahlu ayat 125:
اُدْعُ اِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ، وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِى هِيَ اَحْسَنُ ؛ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ ، وَهَوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ .

Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Surat Fushshilat ayat 34:
وَلاَ تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلاَ السَّيِّئَةُ ؛ اِدْفَعْ بِالَّتِى هِيَ اَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ .

Artinya: “Dan tiadalah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia".


ANALISA GAYA KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW
       Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, yang diutus Allah untuk menyebarkan agama Islam. Ada dua hal yang memberi masyarakat yang baru lahir ini. Semangat dan persatuan. Pertama, Al-Quran yang menyemangati kaum muslim, yang senantiasa dibaca oleh kaum muslim. Kedua, kepribadian mulia dan berpengaruh Nabi Muhammad SAW yang sangat mempesona bagi kaum muslim.
       Masyarakat yang baru lahir itu memiliki semangat spiritual, suatu masyarakat yang mempercayai suatu ideologi yang konstruktif dan yang menyadari tanggung jawabnya di dunia.
Beberapa gaya kepemimpinan yang diterapkan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupannya adalah :
1. Partisipatif
Membuat keputusan adalah salah satu fungsi yang paling penting yang dilakukan oleh para pemimpin. Kepemimpina parsipatif menyangkut baik pendekatan kekuasaan maupun perilaku kepemimpinan. Kepemimpinan ini mencakup aspek-aspek kekuasaan seperti bersama-sama menanggung kekuasaan, pemberian kekuasaan, dan proses-proses timbal balik dalam mempengaruhi dan menyangkut aspek-aspek perilaku kepemimpinan.
Dalam kepemimpinan ini memiliki ciri pengambilan kekuasaan bersama, membagi kekuasaan, desentralisasi, serta manajemen yang demokratis. Seperti yang tertera pada lampiran tersebut pada Surat Ali Imran ayat 59, Allah telah menyuruh kepada Nabi Muhammad SAW untuk melakukan musyawarah. Nabi Muhammad SAW tidak pernah membeda-bedakan orang. Setiap pengambilan keputusan selalu berdiskusi dengan para sahabat.
2. Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
Nabi Muhammad SAW telah berhasil mempengaruhi bangsa Arab untuk memeluk agama Islam. Nabi juga mampu membuat Revolusi Perancis, telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula selalu melakukan permusuhan, sekarang bersatu padu dalam ikatan keimanan. Nabi Muhammad SAW berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula mempercayai Tuhan sebanyak 360 menjadi bangsa yang memiliki ketauhidan mutlak.
Nabi Muhammad SAW mampu membimbing bangsa Arab yang selamanya belum pernah memiliki perintah sendiri yang merdeka dan berdaulat.
3. Nabi Muhammad SAW memiliki kharismatik
Kharismatik adalah karunia, inspirasi ilahi. Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang diberi kewajiban untuk menyebarkan Islam. Karena kebijakannya dalam pengambilan keputusan, gaya kehidupan sehari-hari, mencerminkan sifat kharismatik yang beliau miliki sehingga dengan mudah orang-orang menghormati beliau. Sejak lahir Nabi Muhammad SAW memiliki kualitas sebagai pemimpin.
Nabi Muhammad SAW memiliki kualitas maksimum kepemimpinan seperti sifat mau tahu orang, teguh hati, efisien, berani, tak takut menghadapi konsekuensi suatu tindakan, mampu melihat ke depan, mampu menghadapi kritik, mengakui kemampuan orang lain, mendelegasikan kekuasaan kepada orang lain yang mampu, luwes dalam masalah pribadinya, keras dalam masalah prinsip, memandang penting orang lain, memajukan bakat intelektual, emosional dan praktis mereka, menjauhkan diri dari praktik lalim, tidak meminta ketaatan buta, bersahaja dan rendah hati, bermartabat dan sangat memperhatikan pengelolaan sumber daya manusia.
Dalam konteks kepemimpinan, Nabi Muhammad SAW mengembangkan kepemimpinan moral dalam kehidupan politiknya. Ini merupakan respons yang sangat tepat dalam menghadapi struktur masyarakat pra-Islam yang feodalistik dan represif, karena yang ditekankan adalah aspek moralitas (akhlaq al-karimah). Oleh karena itu, politik pada zaman Nabi Muhammad SAW berfungsi sebagai kendaraan moral yang efektif.
Moralitas menjadi kunci penting dalam kepemimpinan yang dikembangkan oleh Nabi. Berdasarkan bukti-bukti historis, moralitas menjadi titik poros bagi pengembangan kehidupan bersama yang mampu menciptakan kesejahteraan. Oleh karena itu, jika mengharapkan bangsa Indonesia mampu keluar dari krisis menuju ke arah kehidupan yang menyejahterakan, kepemimpinan yang berlandaskan kepada moralitas merupakan sebuah kebutuhan mutlak. Sebaliknya, pemimpin yang tidak mempertimbangkan moralitas hanyalah akan mengantarkan negara ke arah kehancuran.
Karakteristik kepemimpinan Rasulullah SAW adalah kejujuran yang teruji dan terbukti. Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan (kredibilitas) sebagai seorang pemimpin. Di samping itu, beliau juga cakap dan cerdas, inovatif dan berwawasan ke depan, tegas rapi rendah hati, pemberani tapi bersahaja, kuat fisik dan tahan penderitaan.
Dalam masalah pribadi, Nabi Muhammad SAW sangat lembut, simpatik, dan toleran. Pada banyak peristiwa sejarah, toleransi Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu alasan kenapa Nabi SAW sukses. Namun dalam masalah prinsip ketika mengenal masalah kepentingan masyarakat atau hokum, Nabi Muhammad SAW tegas dan tidak pernah memperlihatkan sikap toleran.

Makalah : Fungsi Keorganisasian

MAKALAH
FUNGSI PENGORGANISASIAN

BAB I
PENDAHULUAN

        Manajemen merupakan salah satu bagian penting dalam suatu organisasi maupun perusahaan, banyak sekali yang memakai sistem manajemen dalam suatu usaha yang dimana ini dapat menjadi salah satu faktor penentu berhasil tidaknya suatu organisasi maupun perusahaan. Baik suatu usaha yang berorientasi tentang profit maupun suatu organisasi social dan lain-lain.
        Kata organisasi mampunyai arti/pengertian umum yaitu menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional. Kemudian pengertian lain berkenaan dengan proses pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialolasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Dalam bab ini akan dibahas bermacam-macam aspek proses pengorganisasian.

BAB II
KONSEP DASAR
FUNGSI PENGORGANISASIAN

       Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan, dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah proses berikut ini :
  1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
  2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang.
  3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.


A. Struktur Organisasi
Faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah sebagai berikut :
  1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
  2. Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi.
  3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk bekerja sama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi.
  4. Ukran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi.

Unsur-unsur Struktur Organisasi terdiri dari :
  1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi).
  2. Standarisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
  3. Koordinasi kegiatan, menunjukkan prosedur-prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.
  4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukkan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan.
  5. Ukuran satuan kerja, menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.


B. Pembagian Kerja
Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat mencapai hasil lebih daripada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut synergy. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (division of labor) yang memungkinkan synergy terjadi.

C. Bagan Organisasi Formal
Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi. Yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
  1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tertentu, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.
  2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah menunjukkan hubungan wewenang tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi.
  3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan deskripsi pada tiap kotak menunjukkan pekerjaan organisasional atau bidang tanggung jawab yang berbeda.
  4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan. Organisasi dibagi atas dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi).
  5. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.

Bentuk-bentuk Bagan Organisasi :
Henry G. Hodges mengemukakan empat bentuk bagan organisasi yaitu :
  1. Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan karena sederhana, jelas dan mudah dimengerti.
  2. Bentuk vertikal. Bentuk ini agak menyerupai bentuk piramid yaitu dalam hal pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.
  3. Bentuk horizontal. Bentuk ini digambarkan secara mendatar. Aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
  4. Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan dan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali digunakan dalam praktik.


D. Departementalisasi
Efisiensi aliran pekerjan tergantung pada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Pembagian kerja dan kombinasi tugas seharusnya mengarah ke tercapainya struktur-struktur departemen dan satuan-satuan kerja.
- Departementalisasi Fungsional
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Semua individu-individu yang melaksanakan fungsi-fungsi sama dikelompokkan bersama, seperti seluruh personalia penjualan, akuntansi, programer komputer, dan sebagainya.

- Departementalisasi Divisional
Organisasi divisional dapat mengikuti pembagaian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis) langganan dan proses atau peralatan.
a. Struktur organisasi divisional atas dasar pokok.
b. Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
c. Struktur organisasi divisional atas dasar langganan.
d. Struktur organisasi divisional atas dasar proses atau peralatan.

- Organisasi Proyek dan Matriks
Struktur organisasi proyek Departementalisasi proyek menyangkut pembentukan tim-tim, spesialis, yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan khusus.
Struktur organisasi matriks Departementalisasi. Matriks adalah sama dengan departementalisasi proyek dengan satu perbedaan pokok. Dalam struktur matriks, pada karyawan mempunyai dua atasan sehingga mereka berada di bawah wewenang. Rantai perintah pertama adalah fungsional dan divisional.

E. Kelompok-kelompok Kerja Formal Organisasi
Organisasi mempunyai tiga tipe utama kelompok-kelompok kerja formal :
  1. Kesatuan tugas khusus (task forces) dibentuk untuk menangani suatu masalah atau tugas khusus.
  2. Panitia tetap (dikenal sebagai panitia struktural) adalah bagian tetap struktur suatu organisasi yang dibentuk guna menangani tugas yang terus menerus ada dalam organisasi seperti panitia anggaran, panitia pengembangan produk baru, panitia pembelian, dan sebagainya.
  3. Dewan dan komisi. Dewan (boards) dibentuk dari individu-individu yang dipilih atau ditugaskan untuk mengelola suatu organisasi masyarakat atau swasta. Sedangkan para anggota komisi biasanya diangkat oleh pejabat pemerintah untuk melaksanakan tugas atministratif, legislatif, atau pengaturan.


- Kegunaan Panitia.
Berbagai kegunaan yang yang ditimbukan panitia.
a. Keputusan-keputusan dengan kualitas lebih baik
b. Meningkatkan penerimaan
c. Memperbaiki koordinasi
d. Tempat latihan bagi manajer
e. Penyebaran kekuasaan
f. Menghindarkan konsekuansi-konsekuansi yang tidak menyenangkan
- Kerugian Panitia.
Berbagai kerugian-kerugian yang dapat ditimbulkan panitia adalah :
a. Pemborosan waktu dan ruang
b. Dominasi individu
c. Adanya persetujuan dan kompromi terlebih dahulu
d. Kurangnya tanggung jawab

F. Organisasi Informal
Argyris mengemukakan 4 bidang utama dimana organisasi formal dan informal berbeda :
  1. Hubungan-hubungan antar pribadi.
  2. Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan dipilih dalam informal.
  3. Pengendalian perilaku. Organisasi formal mengendalikan perilaku karyawan melalui penghargaan dan hukuman sedangkan kelompok informal mengendalikan para anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
  4. Ketergantungan karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, bawahan-bawahan lebih tergantung daripada para anggota suatu kelompok informasi.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan :
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan, dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.

Makalah : Politik Islam dan Masyarakat Madani

Saturday, April 18, 2015

MAKALAH
POLITIK ISLAM DAN MASYARAKAT MADANI

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam konteks politik, Indonesia mengalami kesulitan yang cukup serius dalam membangun hubungan politik antara agama (Islam) dengan negara. Hal ini juga terjadi di negara-negara lain yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Maroko, Aljazair, Libia, Pakistan, dan Turki. Hubungan politik antara Islam dan negara di negara-negara tersebut ditandai oleh ketegangan-ketegangan yang tajam, jika bukan permusuhan (Bahtiar Effendy, 1998 : 2).
Secara umum kesulitan hubungan tersebut dapat dilihat dalam dua perdebatan pokok. Pertama, kelompok yang menghendaki adanya kaitan formal antara Islam dan negara baik dalam bentuk negara Islam, Islam sebagai agama negara. Kedua, kelompok yang menentang kaitan antara Islam dan negara dalam bentuk apapun. Konstruksi paradigma keagamaan yang berbeda dapat membentuk sistem aplikasi dalam konteks politik yang berbeda pula. Selanjutnya muncul dua kelompok yaitu kelompok tradisionalis dan kelompok modernis.
Politik Islam di Indonesia sekarang diwarnai dengan implementasi model masyarakat yang disebut “masyarakat madani”. Secara umum masyarakat madani sering dipahami sebagai masyarakat sipil (civil society). Masyarakat sipil mulai mendapatkan angin segar untuk banyak berkiprah di pemerintahan dan dapat menduduki berbagai jabatan penting di negara ini. Namun, disisi lain hasil yang dicapai dari pencanangan masyarakat madani ini sudah tidak sesuai dengan prinsip awalnya. Yang tampak hanyalah kebebasan warga sipil untuk melakukan apa saja tanpa harus memperhatikan prinsip-prinsip masyarakat madani yang sesungguhnya, yakni yang memiliki prinsip-prinsip dasar tersendiri.

B. Batasan masalah
1. Prinsip-prinsip dasar politik Islam
2. Konsep masyarakat madani dan prinsip-prinsipnya
3. Politik Islam dan masyarakat madani di Indonesia
4. Piagam Madinah


PEMBAHASAN

A. Prinsip-prinsip dasar politik Islam
1. Pengertian Politik Islam
Politik atau siyasah itu makna awalnya adalah mengurusi urusan masyarakat. Berkecimpung dalam politik berarti memperhatikan kondisi kaum muslimin dengan cara menghilangkan kezhaliman penguasa pada kaum muslimin dan melenyapkan kejahatan musuh kafir dari mereka. Untuk itu perlu mengetahui apa yang dilakukan penguasa dalam rangka mengurusi urusan kaum muslimin, mengingkari keburukannya, menasihati pemimpin yang mendurhakai rakyatnya, serta memeranginya pada saat terjadi kekufuran yang nyata (kufran bawahan). Nabi Muhammad SAW bersabda :
"Siapa saja yang bangun pagi dengan gapaiannya bukan Allah maka ia bukanlah (hamba) Allah, dan siapa saja yang bangun pagi namum tidak memperhatikan urusan kaum muslimin maka ia bukan dari golongan mereka." (HR. Al Hakim)
Berarti secara ringkas Politik Islam memberikan pengurusan atas urusan seluruh umat muslim 
Namun, realitas politik yang benar kini menjadi pudar saat terjadi kebiasaan umum masyarakat dewasa ini baik perkataan maupun perbuatannya yang menyimpang dari kebenaran Islam yang dilakukan oleh mereka yang beraqidahkan sekularisme, baik dari kalangan non muslim atau dari kalangan umat Islam. Jadilah politik disifati dengan kedustaan, tipu daya, dan penyesatan yang dilakukan oleh para politisi maupun penguasa. Penyelewengan para politisi dari kebenaran Islam, kezhaliman mereka kepada masyarakat, sikap dan tindakan sembrono mereka dalam mengurusi masyarakat memalingkan makna lurus politik tadi. Bahkan, dengan pandangan seperti itu jadilah penguasa memusuhi rakyatnya bukan sebagai pemerintahan yang shalih dan berbuat baik. Hal ini memicu propaganda kaum sekularis bahwa politik itu harus dijauhkan dari agama (Islam). Sebab, orang yang paham akan agama itu takut kepada Allah SWT sehingga tidak cocok berkecimpung dalam politik yang merupakan dusta, kezhaliman, pengkhianatan, dan tipu daya. Cara pandang demikian, sayangnya, sadar atau tidak mempengaruhi sebagian kaum muslimin yang juga sebenarnya ikhlas dalam memperjuangkan Islam. Padahal propaganda tadi merupakan kebenaran yang digunakan untuk kebathilan (Samih ‘Athief Az Zain, As Siyasah wa As Siyasah Ad Dauliyyah, hal. 31-33). Jadi secara ringkas Islam tidak bisa dipisahkan dari politik.
2. Teori politik Islam dan tokoh-tokohnya
Sebagian pemeluk Islam mempercayai bahwa Islam mencakup cara hidup yang total. Nazih Ayubi (dalam Bahtiar Effendy, 1998:7) mengatakan bahwa umat Islam percaya akan sifat Islam yang sempurna dan menyeluruh, sehingga menurut mereka Islam meliputi din (agama), dunya (dunia), dan dawlah(Negara). Karena itu, Islam adalah sebuah totalitas yang padu yang menawarkan pemecahan terhadap semua masalah semua kehidupan.
Realisasi sebuah masyarakat Islam dibayangkan dalam penciptaan sebuah Negara Islam, yakni sebuah “Negara Ideologis” yang didasarkan kepada ajaran-ajaran Islam yang lengkap. Pandangan seperti itu mengemuka praktiknya di berbagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Kendala utama untuk mengekspresikan ide ini di Indonesia adalah adanya dasar negara Pancasila yang mengakomodasi semua agama yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, sehingga sulit untuk mengekspresikan ajaran sebuah agama (baca : Islam) dalam pentas politik secara total dan mengabaikan kepentingan agama-agama lainnya. Dalam contohnya yang ekstrim, kecenderungan seperti ini telah menghalangi sementara kaum muslim untuk dapat secara jernih memahami pesan-pesan Al-Quran sebagai instrumen Ilahilah yang memberikan pandangan nilai-nilai moral dan etis yang benar bagi kehidupan manusia (Bahtiar Effendy, 1998:9).
Dalam salah satu bukunya, Islam dan tata Negara: ajaran, sejarah, dan pemikiran (1993), Munawwir Sadzali menguraikan pemikiran politik Islam dari beberapa pemikir muslim mulai masa klasik sampai masa modern, seperti pemikiran Ibnu Abi Rabi’, Al-Farabi, Al-Mawardi, Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, Ibnu Khaldun (masa klasik dan pertengahan), Jamaluddin Al-Afghani, Muhamad Abduh, Muhammad Rasyid Ridla, Ali Abdur Raziq, Al-Ikhwan Al-Muslimun, Al-Maududi, dan Muhammad Husain Haikal (masa modern).
Dari pikiran-pikiran mereka, Munawir Sadzali mengklasifikasikannya menjadi tiga model atau aliran pemikiran, yaitu:
a. Aliran pertama berpendirian bahwa Islam buknlah semata-mata agama dalam pengertian barat, yakni hanya menyangkut hubungan antara manusia dan Tuhan, akan tetapi sebaliknya Islam adalah suatu agama yang sempurna dan lengkap dengan pengaturan bagi segala aspek kehidupan manusia, termasuk kehidupan bernegara. Tokoh-tokoh utama aliran ini antara lain Hasan Al-Banna, Sayyid Quthub, Muhammad Rasyid Ridla, Al-Maududi.
b. Aliran kedua berpendirian bahwa Islam adalah agama dalam pengertian barat, yakni agama tidak mempunyai hubungan dengan urusan kenegaraan. Tokoh-tokoh terkemuka dari aliran ini antara lain Ahmad Lutfi Sayyid, Ali Abdul Raziq, dan Thaha Husain.
c. Aliran ketiga berpendirian bahwa dalam Islam tidak terdapat sistem ketatanegaraan, tetapi terdapat seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara. Di antara tokoh dari aliran ini adalah Muhammad Husain Haikal (Munawir Sadzali, 1993:1-2)
Terlepas dari ketiga bentuk aliran pemikiran di atas, ada dua bentuk praktik politik Islam di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, yaitu :
a. Secara legal-formal menjadikan Islam sebagai dasar negaranya. Syariah (Hukum Islam) dijadikan di iran dan beberapa negara Islam di Timur Tengah.
b. Tidak secara legal-formal menjadikan Islam sebagai dasar negaranya dan syariah sebagai kontitusinya, tetapi prinsip-prinsip atau nilai-nilai Islam yang umum dan universal ikut mewarnai praktik politik di negara-negara tersebut. Aliran ini lebih menekankan substansi daripada bentuk negara yang legal-formal.
Dua model politik Islam yang hingga sekarang terus berkembang di berbagai Negara Islam atau yang mayoritas penduduknya beragama Islam dengan perbedaan-perbedaan tertentu di masing-masing negara tersebut. Beberapa pemikiran politik (teori politik) seperti di atas bias dijadikan acuan dalam melihat hubungan Islam dan negara di Indonesia yang mengalami pergeseran seiring dengan pergantian rezim yang berkuasa. Dominasi partai-partai Islam di berbagai institusi kenegaraan menjadi bukti dari keleluasaan umat Islam dalam menyalurkan aspirasi atau mungkin ambisi politiknya melalui partainya masing-masing.
3. Prinsip-prinsip politik dalam Islam
Prinsip-prinsip politik Islam, terutama terkait dengan kepemimpinan, ditinjau dari perspektif Al-Quran dan hadist bias dijelaskan seperti berikut ini:
a. Tidak memilih orang kafir sebagai pemimpin (QS. al-Nisa’ (4):144), orang  -orang Yahudi dan Nasrani (QS. Al-maidah (5):51-53), orang-orang yang mempermainkan agama atau mempermainkan shalat (QS. Al-Maidah (5):56-57), musuh Allah SWT. dan musuh orang mukmin (QS. Al-Mumtahanah (60):1), dan orang-orang yang lebih mencintai kekufuran daripada iman (QS. al-Taubah (9):23).
b. Setiap kelompok harus memilih pemimpin sebagaimana dijelaskan dalam hadis: “jika tiga orang melakukan suatu perjalanan, angkat salah seorang di antara mereka sebagai pemimpin” (HR. Abu Dawud).
c. Pemimpin haruslah orang-orang yang dapat diterima.
d. Pemimpin yang maha mutlak hanyalah Allah SWT. sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran (QS. Al-mulk (67):1) dan (QS. Al-Maidah (5):18).
e. Kepemimpinan Allah SWT. terhadap alam ini sebagian didelegasikan kepada manusia, sesuai yang dikehendaki-Nya.
f. Memperhatikan kepentingan kaum muslimin.
Shalahuddin Sanusi (1964) merumuskan dasar-dasar kepemimpinan dalam Islam sebagai berikut:
a. Persamaan dan persaudaraan
b. Dalam kehidupan bersama masyarakat yang dipimpinnya harus menegakkan dan memelihara hubungan persaudaraan.
c. Kepemimpinan itu merupakan amanat, tugas, atau kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemimpin.
d. Dalam melaksanakan kepemimpinan ia harus selalu bermusyawarah untuk mengambil suatu keputusan (QS. Al-Syura (42):38).
e. Hukum itu hanyalah pada Allah SWT. dan pemimpin diamanati oleh masyarakat untuk melaksanakannya.
f. Ketaatan ummat kepada pemimpin. Umat wajib taat kepada pemimpin yang mereka amanati untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang dipercayakan kepadanya
B. Konsep masyarakat madani dan prinsip-prinsipnya
1. Pengertian masyarakat madani
Istilah ‘madani’ berasal dari bahasa arab ‘madaniy’. Kata ‘madany’ berakar pada kata kerja ‘madana’ yang artinya mendiami, tinggal, atau membangun. Dalam bahasa arab kata ‘madany’ mempunyai beberapa arti, di antaranya yang beradab, orang kota, orang sipil, dan yang bersifat sipil atau perdata (Munawwir, 1997:1320). Dari kata ‘madana’ muncul kata ‘madiniy’ yang berarti urbanisme (paham masyarakat kota). Dengan mengetahui makna kata ‘madani’ maka istilah masyarakat madani (Al-Mujtama’ Al-Madaniy) sebagai masyarakat yang beradab, masyarakat sipil, dan masyarakat yang tinggal di suatu kota atau yang berpaham masyarakat kota yang akrab dengan masalah pluralisme.
Dalam bahasa inggris diistilahkan civil society yang berarti masyarakat sipil.
a. Adam B. Seligman mendefinisikan civil society sebagai seperangkat gagasan etis yang mengejawantah dalam berbagai tatanan sosial, dan yang paling penting dari gagasan ini adalah usahanya untuk menyelaraskan berbagai pertentangan kepentingan antara individu dengan masyarakat dan antara masyarakat sendiri dengan kepentingan Negara (Abdul Mun’im, 1994:6).
b. Menurut Havel, gerakan penguatan civil society merupakan gerakan untuk merekonstruksi ikatan solidaritas dalam masyarakat yang telah hancur akibat kekuasaan yang monolitik. Secara normatif-politis, inti strategi ini adalah upaya memulihkan kembali pemahaman asasi bahwa rakyat sebagai warga memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban kepada para penguasa atas apa yang mereka lakukan atas nama bangsa (Hikam, 1994:6).
Dua tinjauan konsep masyarakat madani, memiliki makna yang sama, yaitu menginginkan suatu masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban dan demokratis. Konsep masyarakat madani (civil society) telah berjasa dalam menghadapi rancangan kekuasaan otoriter dan menentang pemerintahan sewenang-wenang di amerika latin, eropa selatan, dan eropa tuimur (Nurcholish Madjid, 1997:294).
Masyarakat Sipil vs Negara
Masyarakat madani atau masyarakat sipil (civil society) dalam wacana baku ilmu sosial pada dasarnya dipahami sebagai antitesa dari “masyarakat politik” atau negara. Pemikiran itu dapat dilacak dari pendapatnya Hobbes, Locke, Montesquieu, Hegel, Marx, Gramsci dan lain-lain. Pemikiran mengenai masyarakat sipil tumbuh dan berkembang sebagai bentuk koreksi radikal kepada eksistensi negara karena peranannya yang cenderung menjadi alat kapitalisme.
Madani pada dasarnya adalah sebuah komunitas sosial dimana keadilan dan kesetaraan menjadi fundamennya. Muara dari pada itu adalah pada demokratisasi, yang dibentuk sebagai akibat adanya  partisipasi nyata anggota kelompok masyarakat. Sementara hukum diposisikan sebagai satu-satunya alat pengendalian dan pengawasan perilaku masyarakat. Dari definisi itu maka karakteristik masyarakat madani, adalah ditemukannya fenomena:
Pertama, Demokratisasi, menurut Neera Candoke (1995:5-5) social society berkaitan dengan  public critical rational discource yang secara ekplisit mempersyaratkan tumbuhnya demokrasi. Dalam kerangka itu hanya negara yang demokratis yang menjamin masyarakat madani. Pelaku politik dalam suatu negara (state) cenderung menyumbat masyarakat sipil, mekanisme demokarsi lah yang memiliki kekuatan untuk mengkoreksi kecenderungan itu.  Sementara itu untuk tumbuhnya demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran berpribadi, kesetaraan, dan kemandirian.
Kedua, Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik untuk terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi bilamana tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga. Antitesa dari sebuah masyarakat madani adalah tirani yang memasung secara kultural maupun struktural kehidupan bangsa dan menempatkan cara-cara manipulatif dan represif sebagai instrumentasi sosialnya. Sehingga masyarakat pada umumnya tidak memiliki daya yang berarti untuk memulai sebuah perubahan, dan tidak ada tempat yang cukup luang untuk mengekpresikan partisipasinya dalam proses perubahan. Pada masa orde baru cara-cara mobilisasi sosial lebih banyak dipakai ketimbang partisipasi sosial, sehingga partisipasi masyarakat menjadi bagian yang hilang di hampir seluruh proses pembangunan yang terjadi. Namun kemudian terbukti pemasungan partisipasi secara akumulatif berakibat fatal terhadap keseimbangan sosial politik, masyarakat yang kian cerdas menjadi sulit ditekan, dan berakhir dengan protes-protes sosial serta pada gilirannya menurunnya kepercayaan masyarakat kepada sistem yang berlaku. Dengan demikian jelaslah terbukti bahwa partisipasi merupakan karakteristik yang harus ada dalam masyarakat madani.
Ketiga, Penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Al-Qur’an menegaskan bahwa menegakan keadilan adalah perbuatan yang paling mendekati taqwa (Q.s. Al Maidah:5-8). Dengan demikian keadilan harus diposisikan secara netral, dalam artian, tidak ada yang harus dikecualikan untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Demokrasi tanpa didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada dominasi mayoritas yang pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi kelompok lain yang lebih minoritas. Demikian pula partisipasi tanpa diimbangi dengan menegakkan hukum akan membentuk masyarakat tanpa kendali (laissez faire). Dengan demikian semakin jelas bahwa masyarakat madani merupakan bentuk sinergitas dari pengakuan hak-hak untuk mengembangkan demokrasi yang didasari oleh kesiapan dan pengakuan pada partisipasi rakyat, dimana dalam implentasi kehidupan peran hukum stategis sebagai alat pengendalian dan pengawasan dalam masyarakat. 
2. Prinsip-prinsip Dasar Masyarakat Madani
Didasarkan pada prinsip kenegaraan yang dijalankan pada masyarakat Madinah di bawah kepemimpinan nabi Muhammad SAW. Masyarakat Madinah adalah masyarakat plural yang terdiri dari berbagai suku, golongan, dan agama. Menurut Al-Ummari (1995:63-120), ada beberapa prinsip dasar yang bias diidentifikasi dalam pembentukan masyarakat madani, diantaranya adalah:
a. Sistem Muakhah
Muakhah berarti persaudaraan. Islam memandang orang-orang muslim sebagai saudara (QS. Al-Hujurat(49):10). Dengan sistem ini nabi berusaha menanggulangi berbagai persoalan yang timbul dalam masyarakat Madinah antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun kesehatan.
b. Ikatan Iman
Islam menjadikan ikatan iman sebagai dasar paling kuat yang dapat mengikat masyarakat dalam keharmonisan, meskipun tetap membolehkan, bahkan mendorong bentuk-bentuk ikatan lain, seperti kekeluargaan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip agama.

c. Ikatan Cinta
Nabi membangun masyarakat Madinah atas dasar cinta dan saling tolong menolong. Hubungan antara sesama mukmn berpijak atas dasar saling menghormati. Fondasi cinta ini dapat diperkokoh dengan saling memberikan hadiah dan kenang-kenangan. Dengan cinta inilah masyarakat Madinah dapat membangun masyarakat yang kuat.
d. Persamaan si Kaya dan si Miskin
Dalam masyarakat Madinah si kaya dan si miskin mulai berjuang bersama atas dasar persamaan Islam dan mencegah munculnya kesenjangan kelas dalam masyarakat.
e. Toleransi Umat Beragama
Toleransi ini diikat oleh aturan-aturan yang kemudian terdokumentasi dalam piagam Madinah
Itulah lima prinsip dasar yang dibuat oleh nabi untuk mengatur masyarakat Madinah yang tertuang dalam suatu piagam yang kemudian dikenal dengan nama Madinah. Masyarakat pendukung piagam ini memperlihatkan karakter masyarakat majemuk, baik ditinjau dari segi etnis, budaya dan agama. Di dalamnya terdapat etnis Arab muslim, Yahudi, dan Arab non-muslim.
Masih banyak konsep masyarakat madani yang berkembang di kalangan pemikir kita yang didekati dari konsep lain, bukan dari konsep seperti di atas. Salah satunya adalah konsep civil society (masyarakat sipil). Seorang pemikir Mesir, Fahmi Huwaydi (dalam Wawan Darmawan, 1999:21), berpendapat bahwa orang pertama yang membicarakan ‘pemerintahan sipil’ (civilian government) atau masyarakat madani adalah seorang filosof inggris, John Locke, di Perancis muncul JJ. Rousseau, yang terkenal dengan bukunya the social contract (1762). Dalam hal ini ia satu tujuan dengan Joh Locke, yaitu mengajak manusia untuk ikut menentuan hari dan masa depannya, serta menghancurkan monopoli yang dilakukan oleh kaum elit yang berkuasa demi kepentingan manusia.
C. Politik Islam dan masyarakat madani di Indonesia
1. Kontelasi Politik Islam di Indonesia
Upaya-upaya untuk mencari penyelesaian yang memungkinkan atas soal Islam sebagai ideologi, baik dalam konteks Negara maupun perjuangan umat Islam, tak kunjung selesai. Hal ini terjadi bukan hanya karena lebarnya jurang perbedaan pendapat antara para aktivis dan pemikir politik yang terlibat dalam masalah ini, tetapi juga karena nuansa-nuansa kepentingan politik tertentu Presiden Soekarno dan tentara yang berkembang pada dasawarsa tengah hingga akhir 1950-an.
Partai Islam yang dibentuk pasca kemerdekaan adalah MASYUMI, PERTI, PSII, dan NU. Masyumi dibentuk dalam Muktamar ini diputuskan bahwa MASYUMI merupakan satu-satunya Partai Politik Islam Indonesia, dan MASYUMI lah yang akan memperjuanghkan nasib politik umat Islam Indonesia (A. Syafi’i Ma’arif, 1985: 111-112). Pada mulanya yang masuk masyumi hanyalah empat organisasi umat Islam, yaitu Muhammadiyah, Nu, Perikatan Umat Islam, dan Persatuan Umat Islam.
Karena motif politik yang ditunjukkan oleh beragamnya kepentingan dalam tubuh partai tersebut, keutuhan masyumi sulit dipertahanan. PSII melepaskan diri dan berdiri sendiri tahun 1947 dan Partai NU yang berdiri tahun 1952. Sejak tahun 1952 ini maka di Indonesia terdapat empat partai Islam, YAITU MASYUMI, PSII, NU, dan PERTI yang sejak awal tidak mau bergabung dalam MASYUMI.
Pada masa orde baru kendali pemerintahan berpindah dari Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto. Pada masa ini ditandai dengan mulai berfungsinya partai-partai yang ada (25 partai menjadi 10 partai). Khusus partai-partai Islam – karena pengalamannya dalam pemilu 1972 – pada tahun 1973 berfungsi menjadi sebuah partai baru yang diberi nama partai persatuan pembangunan. Hubungan Islam dan Negara pada masa orde baru ini, menurut Abdul Aziz Thaba (1996:240-302) bisa dikelompokkan menjadi tiga kategori hubungan, yaitu hubungan yang bersifat antagonistic (1966-1981), hubungan yang bersifat resiprokal-kritis (1982-1985), dan hubungan yang bersifat akomodatif (1986-1998). Hubungan yang antagonistic ini juga ditandai dengan berfusinya partai-partai Islam menjadi satu partai, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, pada tahun 1973. Tahun 1974 pemerintah mengeluarkan undang-undang perkawinan setelah melalui perdebatan yang cukup alot dalam SU MPR 1973.
Pada periode yang kedua (1982-1985) hubungan Islam dan Negara ditandai dengan proses saling mempelajari dan saling memahami posisi masing-masing. Periode ini diawali oleh political test yang dilakukan oleh pemerintah dengan menyodorkan konsep asas tunggal bagi orsospol dan selanjutnya untuk semua ormas yang ada di Indonesia. Adapun hubungan yang bersifat akomodatif (1986-1998) dimulai dengan penerimaan ormas-ormas Islam terhadap asas tunggal Pancasila. Mereka berupaya membatasi seminimal mungkin campur tangan pemerintah dalam urusan intern organisasi. Itulah gambaran hubungan Islam dan Negara pada masa orde baru yang bercirikan tiga sifat hubungan yang bertahap, dari yang antagonis hingga menjadi akomodatif.
2. Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia
Nabi membangun masyarakat Madinah yang berperadaban memakan waktu yang cukup lama, yakni sepuluh tahun. Beliau membangun masyarakat yang adil, terbuka, dan demokratis, dengan landasan takwa kepada Allah dan taat kepada ajaran-nya, yang dalam peristilahan kitab suci disebut semangat rabbaniyah (QS. Ali Imran (3):79) atau rabbiyah (QS. Ali Imran (3):146). Setelah nabi wafat, masyarakat madani warisan nabi hanya berlangsung selama tiga puluh tahun masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Sesudah itu, sistem sosial masyarakat madani digantikan dengan sistem lain yang lebih banyak diilhami oleh semangat kedukuan atau tribalisme arab pra-Islam, yang kemudian dikukuhkan dengan sistem dinasti keturunan atau genealogis.
Masyarakat madani tidak akan terwujud jika hukum tidak ditegaskan dengan adil, yang dimulai dengan ketulusan komitmen pribadi. Ketulusan ikatan jiwa itu terwujud hanya jika orang bersangkutan beriman, percaya, mempercayai, dan menaruh kepercayaan kepada tuhan dalam suatu keimana etis, artinya keimanan bahwa tuhan menghendaki kebaikan dan menuntut tindakan kebaikan manusia kepasa sesamanya. Tegaknya hukum dan keadilan tidak hanya perlu kepada komitmen-komitmen pribadi yang menyatakan diri dalam bentuk iktikad baik untuk hal tersebut. Iktikad baik yang merupakan buah keimanan ini harus diterjemahkan menjadi tindakan kebaikan yang nyata dalam masyarakat, berupa “amal shalih”, yaitu tindakan yang membawa kebaikan untuk sesama manusia.
Masyarakat madani akan terwujud hanya jika terdapat cukup semangat keterbukaan dalam masyarakat. Keterbukaan adalah konsekuensi dari peri kemanusiaan, suatu pandangan yang melihat sesama manusia secara positif dan optimis. Ajaran kemanusiaan membawa konsekuensi bahwa kita harus melihat sesama manusia secara optimis dan positif, dengan menerapkan prasangka baik (husnuzhan). Tali persaudaraan sesama manusia akan terbina antara lain pandangan yang pesimis dan negatif kepada manusia (QS. Al-Hujurat (49):12). Dengan dukungan mayoritas umat Islam, seharusnya masyarakat madani ini akan cepat dapat diwujudkan di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Karena itu, para stake holder Negara ini hendaknya memahami prinsip-prinsip masyarakat madani, sehingga dapat menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan bermasyarakat kita.

D. Piagam Madinah
Pada dasarnya, alur perjalanan sejarah Islam yang panjang itu bermula dari turunnya wahyu di gua Hira’. Sejak itulah nilai-nilai kemanusiaan yang di bawah bimbingan wahyu Ilahi menerobos arogansi kultur jahiliyah, merombak dan membenahi adat istiadat budaya jahiliyah yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Kemudian, hijrah Rasulullah ke Madinah adalah suatu momentum bagi kecemerlangan Islam di saat-saat selanjutnya. Dalam waktu yang relatif singkat Rasulullah telah berhasil membina jalinan persaudaraan antara kaum Muhajirin sebagai imigran-imigran Makkah dengan kaum Ansar, penduduk asli Madinah. Beliau mendirikan Masjid, membuat perjanjian kerjasama dengan non muslim, serta meletakkan dasar-dasar politik, sosial dan ekonomi bagi masyarakat baru tersebut; suatu fenomena yang menakjubkan ahli-ahli sejarah dahulu dan masa kini. Suatu kenyataan bahwa misi kerasulan Nabi Muhammad yang semakin nampak nyata menggoyahkan kedudukan Makkah dan menjadikan orang-orang Quraisy Makkah semakin bergetar.
Masyarakat muslim Madinah yang berhasil dibentuk Rasulullah oleh sebagian intelektual muslim masa kini disebut dengan negara kota (city state). Lalu, dengan dukungan kabilah-kabilah dari seluruh penjuru jazirah Arab yang masuk Islam, maka muncullah kemudian sosok negara bangsa (nation state). Walaupun sejak awal Islam tidak memberikan ketentuan yang pasti tentang bagaimana bentuk dan konsep negara yang dikehendaki, namun suatu kenyataan bahwa Islam adalah agama yang mengandung prinsip-prinsip dasar kehidupan termasuk politik dan negara.
Dalam masyarakat muslim yang terbentuk itulah Rasulullah menjadi pemimpin dalam arti yang luas, yaitu sebagai pemimpin agama dan juga sebagai pemimpin masyarakat. Konsepsi Rasulullah yang diilhami al Qur’an ini kemudian menelorkan Piagam Madinah yang mencakup 47 pasal, yang antara lain berisikan hak-hak asasi manusia, hak-hak dan kewajiban bernegara, hak perlindungan hukum, sampai toleransi beragama yang oleh ahli-ahli politik moderen disebut manifesto politik pertama dalam Islam.
Piagam Madinah dan Keotentikannya
Piagam Madinah ini secara lengkap diriwayatkan oleh Ibn Ishaq (w. 151 H) dan Ibn Hisyam (w. 213 H), dua penulis muslim yang mempunyai nama besar dalam bidangnya. Menurut penelitian Ahmad Ibrahim al-Syarif, tidak ada periwayat lain sebelumnya selain kedua penulis di atas yang meriwayatkan dan menuliskannya secara sistematis dan lengkap. Meskipun demikian, tidak diragukan lagi kebenaran dan keotentikan piagam tersebut
Menurut hipotesis Montgomery Watt, bahwa Piagam Madinah yang sampai ke tangan kita sebenarnya paling tidak terdiri dari dua dokumen, yang semula terpisah kemudian disatukan. Pada tahap berikutnya, piagam tersebut mengalami pengurangan dan perombakan disana sini. Hipotesis Montgomery Watt ini muncul karena didapatinya pengulangan dalam beberapa pasalnya. Selanjutnya, Watt menyebut bahwa Piagam Madinah kemungkinan baru muncul setelah tahun 627 M, yaitu setelah pengusiran Yahudi bani Qainuqa’ dan Yahudi bani nadir dari Madinah serta pembasmian terhadap bani Quraidhah berdasarkan keputusan Sa’ad Ibn Muad, pemimpin kabilah Aus.
Hipotesa terakhir ini dikemukakan oleh Montgomery Watt karena tiga suku Yahudi terkemuka dimaksud tidak tercantum dalam Piagam Madinah. Akan tetapi, kalau demikian halnya, berarti relevansi serta bobot politiknya sudah sangat berkurang, karena isi piagam tersebut sangat diperlukan untuk mempersatukan masyarakat Madinah yang heterogen. Ini berarti bahwa Piagam Madinah disusun Rasulullah sejak awal kedatangannya di Madinah, yaitu sekitar tahun 622 M. Dengan demikian, boleh jadi Piagam Madinah hanya satu dokumen dan ditujukan kepada seluruh penduduk Madinah, yang kemudian mengalami revisi setelah tiga suku Yahudi tersebut mengingkari perjanjian secara sepihak dan melakukan gerakan separatis terhadap pemerintahan Madinah yang telah disetujui bersama. 
Piagam Madinah Suatu Konstitusi
Banyak diantara penulis muslim beranggapan bahwa Piagam Madinah adalah merupakan konstitusi negara Islam pertama. Namun, satu hal yang perlu dicatat bahwa dalam Piagam Madinah tidak pernah disebut-sebut agama negara. Persoalan penting yang meminta pemecahan mendesak adalah terbinanya kesatuan dan persatuan di kalangan warga Madinah yang heterogen itu. Semua warga Madinah saat itu meskipun mereka berasal dari berbagai suku adalah merupakan satu komunitas (ummah). Hubungan antara sesama warga yang muslim dan yang non muslim didasarkan atas prinsip-prinsip bertetangga yang baik, saling membantu dalam menghadapi agresi dari luar dan menghormati kebabasan beragama. Persyaratan sebuah negara, walaupun masih sederhana, telah terpenuhi, yakni ada wilayah, pemerintahan, negara, rakyat, kedaulatan dan ada konstitusi.
Kesatuan umat yang dicetuskan Nabi melalui Piagam Madinah ini, substansinya jelas menunjukkan bahwa konstitusi kesukuan runtuh dengan sendirinya. Dalam perspektif ini, maka tegaknya suatu konstitusi mulai terwujud bagi masyarakat baru Madinah, yang sekaligus juga menunjukkan bahwa Nabi Muhammad mulai diakui sebagai pemimpin yang memiliki kekuasaan politik. Sayangnya, dalam perkembangan selanjutnya ada beberapa kelompok Yahudi seperti Bani Qainuqa’, Bani Nadir dan Bani Quraidhah yang tidak setia terhadap konstitusi yang disetujui bersama. Ketidaksetiaan ini, mereka proyeksikan melalui sikap-sikap pemihakan kepada Quraisy Makkah.


PENUTUP

Kesimpulan

Dengan memahami uraian di atas, dapat dipahami bahwa politik Islam yang memiliki prinsip-prinsip yang pasti (dari Al-Quran dan Sunnah) ternyata masih jauh dari kenyataan yang ada, khususnya di Indonesia. Berbagai institusi politik yang berlabel Islam masih belum bias membawa misi politik Islam yang sebenarnya. Apa yang terjadi belum sejalan dengan Islam cita-cita (istilah Syafi’i Ma’arif), Islam normatif yang digariskan Allah dan Rasul-Nya. Masyarakat madani yang merupakan satu tatanan masyarakat ideal ditegakkan atas dasar dua semangat, yakni semangat rabbaniyah dan semangat insaniyah.
Demi tegaknya masyarakat madani adalah masyarakat keterbukaan dan kebersamaan serta persamaan hak bagi semua orang untuk terlibat dalam urusan kenegaraan dan pemerintahan. Prinsip masyarakat madani dapat mengeliminasi segala bentuk pertentangan dan konflik yang mungkin terjadi akibat pluralism yang memang menjadi ciri dari bangsa kita. Permasalahan politik Islam banyak muncul dari tengah-tengah masyarakat Indonesia, mengingat begitu banyaknya pengamat politim yang mengkonsentrasikan kajiannya dengan berlatar masyarakat Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Mardjuki, Dkk. (2008). Din Al-Islam. Yogyakarta : UNY Press.
id.wikipedia.org/wiki/Piagam_Madinah - 20k –
www.adriandw.com/piagam_Madinah.htm -

Makalah : OJT di Nuansa Ceria Tour & Travel

MAKALAH OJT
DI NUANSA CERIA TOUR & TRAVEL


KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah terselesaikannya penulisan makalah yang sederhana ini serta dapat dilaluinya On The Job Training di salah satu Travel Agent.
Rasa terima kasih juga penulis sampaikan untuk semua orang yang telah turut serta dalam kegiatan On The Job Training penulis. Dan dengan ditulisnya makalah ini adalah semoga dapat memberi gambaran pada masyarakat tentang apakah OJT itu. Dan juga dalam makalah ini akan dibahas apa saja yang telah didapat oleh penulis di Travel Agent.
Dan dengan adanya aturan baru yaitu, mata Pelajaran Produktif telah di-UN-kan maka perlulah adanya pendalaman akan materi produktif.

Bantul,     Mei 2009

Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan kemajuan teknologi, maka dengan mudah kita melakukan komunikasi. Kamajuan sekarang juga tak hanya terjadi di bidang komunikasi tetapi juga transportasi. Dulu bila kita ingin bepergian kita harus antre membeli tiket bus atau kereta api. Namun dengan kemajuan zaman dan teknologi, sekarang kita dapat menikmatinya dengan transportasi udara. Transportasi yang lebih hemat. Hemat waktu dan juga hemat tenaga.
Kemajuan di bidang penerbangan khususnya di Indonesia, kita wajib berbangga hati dengan kemajuan di bidang penerbangan. Walaupun, masih terjadi beberapa insiden di tanah air. Dan juga kemajuan dapat dilihat dengan sudah adanya sistem electronic ticket atau e-ticket. Dengan sistem e-ticket kita lebih mudah untuk melakukan reservasi tiket. Dan dengan adanya bantuan dari Travel-travel Agent untuk melayani jasa reservasi.
Dan untuk mendukung pemahaman materi Produktif bagi siswa-siswi SMK, ditetapkanlah suatu sistem magang atau praktik industri (On The Job Training). Dengan adanya OJT di lingkungan sekolah sangatlah mambantu pemahaman materi serta menambah pengalaman yang sangat berguna.

B. Tujuan penulisan
Dalam melakukan penulisan makalah ini, tentu saja ada suatu maksud. Dengan ditulisnya makalah ini, penulis bisa memperdalam pemahaman materi. Dan juga, semoga dapat menambah pengetahuan dalam persiapan OJT, serta membahas secara singkat apakah itu OJT.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Penerapan On The Training (OJT)
Dunia Industri erat kaitannya dengan sumber daya manusia. Tentunya dalam DU/DI (Dunia usaha / Dunia industri) sangat diperlukan sumber daya manusia yang unggul dan kompetitif. Dan persaingan global yang sudah di depan mata, menjadi spirit tersendiri untuk bisa mendapatkan SDM-SDM yang unggul dan kompetitif.
Dan kini, telah muncul berbagai sekolah yang membekali siswa-siswinya dengan skill yang tak kalah hebat dengan lulusan Perguruan Tinggi. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sekolah yang setara dengan SMA itu telah banyak bermunculan dan didukung sepenuhnya oleh Pemerintah.
Pada umumnya, SMK sama seperti SMA, namun pelajarannya diperpadat pada bidang keahlian masing-masing. Dan dalam 3 tahun kegiatan belajar diterapkan sistem OJT atau On The Job Training yang harus dilalui oleh siswa SMK, yang waktunya ditentukan oleh pihak sekolah baik kapan OJT tersebut dilakukan maupun lamanya OJT tersebut.
On The Job Training atau biasa disebut juga dengan Praktik Industri, adalah suatu kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh seorang siswa SMK. OJT dapat memberikan berbagai pengalaman untuk siswa  tersebut, serta siswa dapat mengalami langsung situasi di lingkungan kerja yang tentunya sebagian tak di dapatkan di lingkungan sekolah. Melalui OJT atau magang juga dapat diterapkan ilmu-ilmu yang sudah didapatkan di sekolah. Sehingga siswa-siswi SMK mampu berkompetisi dengan lulusan Perguruan Tinggi.
OJT juga menuntut siswa-siswi SMK untuk kreatif dalam segala hal. Tentunya dalam masa OJT siswa-siswi lebih mendalami pelajaran kejuruan yang telah dipilihnya.
Lalu bagaimana dengan pelajaran yang lain, seperti IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, dan lain-lain? Apakah siswa harus pergi ke sekolah dan mendapatkan pelajaran tentang IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, dan lain-lain?
Hal seperti itu masih menjadi suatu perbincangan. Namun, karena di tempat praktik atau tempat OJT siswa-siswi lebih cenderung mempelajari dan mendapat pelajaran dan pengalaman yang mayoritas dari pelajaran kejuruan bidang keahlian, maka di sekolah penulis, siswa-siswi tidak disuruh mengikuti kegiatan KBM melainkan dibekali dengan berbagai tugas dari guru mata pelajaran seperti IPA, IPS, PKn, MTK, dan lain-lain. Dan mungkin saat itulah berlaku pepatah “Sekali Dayung, 2 3 Pulau Terlampaui”.
Jadi, OJT sangatlah penting untuk menunjang skill para siswa agar kelak berguna untuk kegiatan usaha baik sebagai wirausaha ataupun karyawan.
Namun, OJT juga tak dapat berjalan dengan lancar jika siswa-siswi tersebut hanya setengah hati dalam menjalani OJT ditempat usaha (DU/DI).
Namun, ada juga saat OJT di DU/DI siswa-siswi hanya mendapatkan sebagian saja dari materi bidang kejuruan karena di tempat OJT tersebut belum melayani salah satu jasa yang ada dalam bidang kejuruan. Sehingga, siswa-siswi tersebut tidak mendapat suatu pengalaman yang menyeluruh.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Dalam melakukan OJT ini penulis melakukan praktik industri di nuansa ceria pesona tour & travel atas rekomendasi dari ASITA DIY. Nuansa ceria adalah salah satu Travel Agent yang ada di Yogyakarta yang telah menggunakan sistem online.
Pelaksanaan Praktik Industri di Nuansa Ceria ini selama lebih kurang 2 bulan terhitung dari tanggal 12 Januari s/d 4 Maret 2009. Dan untuk jam kerja sendiri, mulai jam 08.30 – 15.00 atau jam 12.00 – 17.00. Dalam melakukan Praktik Industri di nuansa, dilakukan pembagian shift karena alasan teknis.
Dan di Nuansa Ceria hanya ada ticketing dan reservasi tiket domestic serta tidak melayani jasa tour. Reservasi ticketing yang sudah online adalah Garuda serta Mandala. Untuk Batavia, nuansa menjadi Sub Agen dari Sentral Bur.

C. Alat
NO NAMA PERALATAN JUMLAH
1 Komputer dengan online system (CRS) 3
2 Telepon, meja & handphone 3+2
3 Kalkulator 4
4 Kalender meja tahun 2009 3
5 ATK  
6 Printer 1
7 Mesin Fax 1


D. Kegiatn OJT di Tempat Praktik
Prakrin atau praktik industri adalah kegiatan dimana siswa mampu melayani tamu baik by phone, YM, atau datang langsung.
1. Menerima pemesanan melalui telepon.
Kegiatan pemesanan tiket melalui telepon, sama halnya dengan pemesanan by YM atau walking guest. Hanya yang perlu diperhatikan dalam penerimaan pesanan by phone adalah ketepatan yaitu ketepatan kita mendengarkan permintaan konsumen dan ketepatan dalam melakukan pelayanan. Dalam hal ketepatan ini juga diperlukan ketelitian agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak diinginkan.
Dan agar terhindar dari kesalahan, wajib hukumnya untuk membacakan ulang reservasi tersebut.
Atau biasanya, untuk menghemat waktu dan balance, travel yang melakukan reservasi di nuansa meminta print out-nya dikirim lewat YM.
Hal ini tidak menjadi repot karena nuansa ceria menjadi agen resmi Garuda. Dan untuk pemesanan Mandala sendiri, Nuansa mendapatkan order dari PAX langsung. Sedang untuk tiket Garuda, Nuansa sudah mempunyai relasi-relasi sendiri.
Dan untuk pemesanan by phone dari penumpang langsung, biasanya pertama kali mereka info dahulu, lalu bula sudah fix dengan harganya, mereka minta dikirim melalui SMS berserta harganya.

2. Pemesanan by YM (Yahoo ! Messenger).
Di era global sekarang ini, kemajuan tekhnologi merupakan hal yang wajar. Mudah berkomunikasi adalah salah satu poin yang di cari dalam kehidupan saat ini baik kehidupan dalam keseharian atau kegiatan di lingkungan kerja. Dan untuk mempercepat kegiatan reservasi, Nuansa Ceria juga melayani reservasi melalui Yahoo! Messenger. Namun, mayoritas yang melakukan reservasi melalui YM adalah relasi dari Travel Agent lain.
Melayani reservasi melaui Yahoo Messanger lebih mudah dari pada by phone. Karena by YM kita dapat lebih santai dan jelas dengan Nama PAX maupun tanggal penerbangan. Walaupun cenderung santai, tapi tak boleh juga di sepelekan, kecepatan dan ketepatan sangat berpengaruh dalam reservasi tiket, apalagi sekarang maskapai-maskapai sudah memakai sistem reservasi online dan e-ticket.
Dengan reservasi melalui YM, relasi dapat melihat sendiri pada jam-jam berapa yang all class masih available, jadi menurut pengamatan reservasi by YM lebih mudah, praktis, serta bervariasi. Dan juga lebih cepat, karena kita hanya copy paste saja pada layar sistem e-ticket yang sedang online.

3. Reservasi Langsung atau Walking Guest.
Kadang karena waktu luang atau alasan lain, penumpang datang langsung ke Travel Agent untuk melakukan pemesanan tempat duduk.
Pada dasarnya, pemesanan tiket datang langsung ke Travel Agent, sama dengan reservasi-reservasi lainnya. Namun dalam reservasi tatap muka langsung hanya memerlukan kecekatan, keramahan, agar tamu yang menggunakan jasa kita tak kecewa. Bisa jadi walaupun kita lama dalam melayani mereka, namun kita ramah kepada mereka itu tak menjadi masalah yang berarti.
Oleh karena itu keramahan, adalah menjadi hal utama yang harus diperhatikan, lalu ketepatan dan kecepatan.

E. Sistem Online yang ada di Nuansa
1. Sistem Online Mandala. Green Screen.
Yaitu sistem Mandala yang cukup mudah, sistem e-ticket untuk reservasi ticket Mandala. Domestic flight.
Dalam reservasi Mandala ini penulis telah mampu mencetak ticket electronik ini.

2. Sistem Online GA / ABACUS.
Dalam sistem ga ini, lebih rumit karena diperlukan ketelitian yang sangat besar. Sebenarnya e-ticket garuda ada 2 sistem, tapi Nuansa hanya online sistem ga yang lebih rumit.
Dalam sistem ini banyak entry-entry yang bervariasi dan rumit.
Untuk e-ticket Garuda, penulis baru mampu reservasi e-ticket karena butuh waktu yang lama untuk mampu mencetak garuda e-ticket.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan OJT diperlukan suatu ketangkasan serta inisiatif. OJT sangat berpengaruh untuk pemahaman materi karena OJT di bidang usaha jasa pariwisata khususnya, sangat penuh dengan pengalaman-pengalaman baru. Dan banyak juga pengalaman yang belum bisa disampaikan di sekolah, akan didapat di tempat OJT.
Dan menurut penulis, OJT merupakan hal terpenting dalam materi produktf, karena dengan terjun langsung ke lapangan, maka dengan mudah siswa-siswi dapat mengoptimalkan pembelajaran.

B. Saran
Untuk pelaksanaan OJT, sebaiknya mungkin dilakukan di peak season karena bila dilakukan di peak season waktu tak banyak terbuang untuk bersantai-santai. Dan untuk penempatan tempat OJT sebaiknya juga ditempatkan pada agen yang melayani di bidang ticketing dan tour. Agar lebih banyak pengalaman yang diperoleh. Dan durasi waktu OJT menurut penulis terlalu pendek, sehingga tidak optimal untuk menekuni suatu materi maupun sub materi.

Makalah : Narkoba, Zat Psikotropika, dan Zat Adiktif

LATAR BELAKANG

Sebagian besar orang beranggapan bahwa narkoba bisa menjadi obat untuk menenangka diri. Namun, bagi orang yang belum pernah mencoba narkoba, narkoba merupakan obat yang sangat berbahaya karena bisa menimbulkan bahaya antara lain :
a.       Narkoba bisa menyebabkan ketagihan
b.      Narkoba dapat merusak syaraf otak
c.       Narkoba dapat menyebabkan orang meninggal.
Narkoba yang sering dinikmati masyarakat adalah alkohol dan rokok. Alkohol adalah minuman yang sangat berbahaya jika seseorang mengkonsumsi orang tidak sadar. Jika ada cara untuk mencegah seseorang menggunakan narkoba. Jika orang tidak mengkonsumsi narkoba, secara tidak sengaja kita tidak dapat memperkecil angka kematian.
Cara mencegah narkoba antara lain :
-          Menambah iman kepada Alloh SWT
-          Membiasakan diri berpola hidup sehat
-          Menyelesaikan masalah dengan kepala dingin
Organ manusia banyak yang rusak karena banyak mengkonsumsi alkohol dan menghisap rokok. Jika seseorang banyak merokok maka paru-paru orang tersebut rusak, orang yang sering merokok biasanya meninggalkan bekas yang menyebabkan gigi orang yang merokok warnanya agak kekuningan karena banyak mneghisap zat nikotin dan tar yang sangat berbahaya untuk kesehatan. Orang yang merokok tidak sadar jika memiliki bahaya yang merugikan orang lain yang menghisap rokok itu. Agar tidak terjadi angka kematian yang tinggi, kita harus berpola hidup sehat.

PENGERTIAN NARKOBA

Narkoba adalah obat terlarang yang mempunyai efek samping yang berbahaya untuk otak kita, apabila sudah kecanduan sulit untuk dihentikan. Dampak penggunaan narkoba :
1.      Kecanduan
2.      Menurunkan kekebalan tubuh
3.      Merusak syaraf otak
4.      Menurunkan semangat belajar
5.      Menimbulkan daya khayal yang tinggi
6.      Mmendorong tindakan kejahatan
Cara menggunakan narkoba :
-          Dihirup
-          Dihisap
-          Diminum
-          Ditelan
-          Disuntikkan


JENIS-JENIS NARKOBA

A.    Opioda
Zat alamiah yang diambil dari pohon puppy, obat ini bisa digunakan sebagai alat yang bisa menimbulkan seseorang menjadi senang. Yang termasuk opioda :
-          Morfin
-          Heroin
-          Kodan
Ciri-ciri orang yang memakai heroin :
-          Kejang-kejang
-          Keringat dingin dan demam
-          Mata selalu berair
-          Hilangnya nafsu makan
-          Terjadinya perubahan tingkah laku
-          Hilangnya rasa sakit

B.     Kokain
Merupakan zat paling berbahaya, karena terbuat dari bubuk kristal putih yang disuling.

C.     Ganja
Ganja berasal dari tanaman Cannabis satifa. Orang yang baru pertama menggunakan ganja akan memperlihatkan tanda-tanda mabok dengan mata merah dan bola mata membesar.
Efek psikologis pada orang yang memakai ganja :
-          Tidak memikirkan masa depan
-          Hilangnya semangat bersaing
-          Tidak bereaksi jika dipanggil
Efek pada fisik :
-          Mabuk
-          Mata merah

D.    Shabu-shabu
Merupakan obat yang paling laku saat ini. Shabu-shabu termasuk dalam zat psikotropika yang dapat menyebabkan seseorang kecanduan dan perubahan tingkah laku.
Ciri-ciri orang pemakai shabu-shabu :
-          Merasa gembira
-          Wajah layu
-          Hilang rasa sakit
-          Tubuh terasa fit


ZAT PSIKOTROPIKA

Zap psikotropika adalah obat baik alami maupun sintesis yang dapat menyebabkan kerusakan susunan syaraf.
Ciri-ciri orang pemakai zat psikotropika ;
-          Teler hingga tidur
-          Kesadaran menurun
-          Sering bertindak ngawur
Zat psikotropika yang banyak beredar di pasaran :
A.    Ekstasi
Zat yang diturunkan dari ampetamine yang mempunyai efek yang sangat berbahaya dari pada amphetamine. Amphetamine kebanyakan digunakan oleh dunia kedokteran untuk mengobati penyakit syaraf. Nama lain ekstasi :
-          Inex
-          Cece
-          Kanding
-          Cevin
-          Xeni
Cara pemakaian ekstasi sangat mudah yaitu dengan cara diminum.

B.     Amphetamine
Sejenis obat terlarang yang bisa mengubah suasana hati. Obat ini mempunyai efek samping yang kuat terhadap syaraf, apabila kelebihan dosis orang itu bertingkah kasar dan aneh.



ZAT ADIKTIF

Zat adiktif di bagi menjadi 2, yaitu ;
A.    Alkohol
Alkohol mempunyai rumus C2H5OH. Bahan spritus adalah sampuran alkohol dan methanol yang beracun.

Jenis minuman beralkohol dan kandungan alkoholnya
1.      Bir : 1 - 5
2.      Greensand : 1 - 5
3.      Martini : 5 - 20
4.      Wine : 5 - 20
5.      Whisky : 20 - 55
6.      Brandy : 20 - 55


B.     Rokok
Rokok dapat digolongkan sebagai zat adikitif karena di dalam rokok terdapat zat yang dapat menyebabkan kecanduan.


Makalah : Manajemen Perpustakaan Sekolah

MAKALAH
MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH



BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pada awalnya perpustakaan muncul dikalangan masyarakat yang berbentuk ruang baca yang berisi buku-buku.Kemudian muncul beberapa istilah dari perpustakaan antara lain:perpustakaan umum,perpustakaan anak-anak,perpustakaan khusus,perpustakaan sekolah,perpustakaan akademik(di perguruan tinggi,perpustakaan perusahaan dan lain sebagainya).Dengan munculnya istilah-istilah tersebut semakin berkembangnya teknologi informasi perpustakaan tersebut di definisikan menjadi perpustakaan tradisional,semi tradisional,elektronik dan digital hingga perpustakaan”virtual”.
Dari waktu ke waktu pengertian perpustakaan pun semakin berkembang.Pada abad ke-19 perpustakaan dapat di definisikan sebagai gedung,ruang ataupun yang terdiri dari beberapa jumlah ruang yang berisi koleksi buku-buku yang pemeliharaannya diatur dengan baiksehingga dapat digunakan oleh masyarakat ataupun golongan masyarakat tertentu.Kemudian ALA(The American Library Association)pengertian perpustakaan sama artinya dengan”pusat media ,pusat belajar,pusat informasi,pusat dokumentasi,pusat sumber pendidikan”.Sedangkan menurut keputusan Presiden RI nomor 11 di sebutkan bahwa “perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan,teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.Jadi perpustakaan sekolah sangat diperlukan dalam dunia pendidikan.

B.Rumusan Masalah

1.Apa pengertian dari perpustakaan sekolah itu?
2.Bagaimana perkembangan perpustakaan dari waktu ke waktu?
3.Bagaimana peranan perpustakaan dalam dunia pendidikan?
4.Apa konsep dasar dari menejemen perpustakaan?
5.Apa yang harus dimiliki oleh pengelola perpustakaan dalam mewujudkan menejemen perpustakaan yang baik?
6.Apa saja faktor-faktor menejemen perpustakaan sekolah?Sebut dan jelaskan.

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian perpustakaan sekolah:
Perpustakaan yang berada dalam suatu sekolah yang kedudukan dan tanggung jawabnya kepada kepala sekolah,yang melayani sivitas akademka sekolah yang bersangkutan.

Fungsi Perpustakaan Sekolah
Pusat kegiatan belajar mengajar untuk pendidikan seperti    tercantum dalam kurikulum sekolah.
Pusat penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang(buku-buku hiburan).
Pusat belajar mandiri bagi siswa.

Konsep Dasar Manajemen Perpustakaan
             Manajemen merupakan sebuah proses yang memfokuskan pada kegiatan dari hari ke hari,menghadapi permasalahan isi dan integrasi dengan tujuan-tujuan sekolah.
       Kegiatan manajemen sekolah adalah kehiatan yang mencerminkan adanya sebuah sistem,terkait dan terdiri dari beberapa aspek atau faktor untuk mendukungnya.

Faktor yang ada dalam manajemen perpustakaan:
1.Kebijakan dan prosedur
2.Manajemen koleksi
3.Pendanaan dan Pengadaan
4.Manajemen Fasilitas
5.Sumberdaya Manusia
6.Perencanaan
Hal-hal yang harus dimiliki oleh pengelola perpustakaan:
1. Mengembangkan kemampuan profesional sebagai guru-perpustakaan.
2. Memperhatikan kemampuan dan prosedur yang dibutuhkan.
3. Mengembangkan kebijakan dan prosedur dengan prinsip-prinsip yang mengaktualisasikan visi dari perpustakaan sekolah.
4. Memperlihatkan keterkaitan antara sumber-sumber informasi ,tujuan dan prioritas sekolah,serta program perpustakaan.
5. Menunjukkan peran guru perpustakaan melalui rencana manajemen.

Faktor-faktor Manajemen Perpustakaan Sekolah
Prosedur dan KebijaKan
PROSEDUR merupakan “CARA”atau “BAGAIMANA” kegiatan dan aksi-  aksi akan dapat mengimplementasikan sebuah rencana spesifikatau menjalankan sebuah kebijakan.
KEBIJAKAN mengarah pada “MENGAPA” atau ”APA” prinsip-prinsip dari organisasi (sekolah/ perpustakaan).

Hal yang perlu dilakukan guru perpustakaan dan pengelola:
o Melihat kembali sumber-sumber yang dimiliki dan mendefinisikan sesuai kebutuhan dan perkembangan.
o Melihat,memperhatikan dan memperbaharui prosedur-prosedur lokalsirkulasi,pemesanan pustaka.
o Membuat sebuah pernyataan visi dari perpustakaan sekolah yang sesuai dengan kebijakan yang ada.
o Memperhatikan kebijakan-kebijakan baru dari sekolah mengenai perpustakaan sekolah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rencana pendanaan:
Pertimbangkan biaya untuk pengiriman,pajak,dll.
Usahakan pengadaan pustaka 30%fiksi dan 70% nonfiksi(disesuaikan   dengan kebutuhan anak-anak).
Harus berkesinambungan dari tahun ke tahun.
Disesuaikan dengan kebijakan yang ada.
Masukan pendanaan untuk buku atau koleksi yang hilang atau rusak.
Setiap pengeluaran harus tercatat dengan baik untuk keperluan akuntabilitas.
Dokumen pendanaan sangat membantu dalam merancang pengeluaran operasional perpustakaan.
Proses seleksi bahan pustaka harus memperhatikan rencana pendanaan yang ada.
Membuat diagram alur pendanaan yang menggambarkan semua proses selama 1 tahun.
Membuat sebuah keterangan yang menunjukkan implikasi rencana pendanaan dengan tujuan kurikulum dan program sekolah

Fasilitas
3 Hal penting yang haru diperhtikan dalam pengelolaan fasilitas:
Nyaman(Comfort)
Terbuka(Welcome)
Kemudahan bagi pengguna(User-friendly)

Prinsip yang Harus dipenuhi untuk merancang sebuah fasilitas:
Tata letak harus dapat menunjukan bahwa perpustakaan dapat difungsikan dengan baik.
Desain harus memperhatikan aspek estetika dan ergonomis.
Akses ke bahan pustaka ruang,dan informasi harus mudah bagi semua pengguna.
Harus diperhatikan masalah arus lalu-lintas pengguna,keselamatan dan keamanan.
Ruangan sedapat mungkin mengakomodir kebutuhan pengguna,,keperluan penyimpanan dan pengolahan.



Manajemen SDM
SDM atau staf pengelola perpustakaan merupakan kunci utama dalam kesuksesan sebuah perpustakaan.

Beberapa SDM dalam perpustakaan sekolah:
Guru pustakawan (Bertanggungjawab secara penuh terhadap perpustakaan).
Staf pendukung(staf yang mempunyai kemampuan teknis dalam bidang perpustakaan).
Staf Divisi(staf yang mempunyai kemampuan kusus dalam pengelolaan perpustakaan).
Murid Pustakawan(sebagai pengelola perpustakaan).

Perencanaan
Perencanaan akan menentukan sejauh mana perpustakaan sekolah dapat berjalan dengan baik dan mendukung proses pembelajaran yang inovatif di sekolah.


BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Banyak faktor yang mempengaruhi suksesnya manajemen perpustakaan sekolah.Akan tetapi hal yang paling penting adalah sejauh mana pengelola perpustakaan dapat menjalankan program-program perpustakaan dengan visi dan misi sekolah tersebut,serta kebutuhan kurikulum yang telah diterapkan.Proses manajemen perpustakaan adalah sebuah proses kreatif dan inovatif yang seharusnya menjadi bagian yang penting dalam proses belajar mengajar disekolah.
Jadi,perpustakaan sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan.

B.Saran

a.Pengelolaan perpustakaan sekolah harus ditingkatkan guna menjaga dan merawat koleksi buku-buku.
b.Memperluas tempat untuk membaca dan mengutamakan kenyamana dan kebersihan perpustakaan.


BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2006.School Library Managemen.Canada:Saskatchewan   schools.http:/www.saskschools.ca/curr content/teachlib/management/manmain.htm
Sulistyo,Basuki.1993.Pengantar Ilmu Perpustakaan.Jakarta:Universitas Terbuka.

 
Do you can do it?? © 2012