Minuman energi di seluruh dunia tak
terkecuali Indonesia saat ini tumbuh sangat pesat dan digemari banyak
orang. Hal ini terjadi karena kesegaran, kenikmatan dan diyakini karena
manfaatnya. Secara ilmiah sampai sejauh ini manfaat terapinya belum
terbukti. Dibalik kenikmatan tersebut ternyata menyimpan bahaya besar.
Bahkan dalam penelitian terakhir yang diungkapkan dalam jurnal kesehatan
Pediatric mengungkapkan pada anak, remaja dan dewasa muda yang
mengkonsumsi minuman energi secara berlebihan mempunyai dampak berbahaya
dapat memicu jantung berdebar, kejang, stroke dan kejadian meninggal
mendadak. Tetapi justru kelompok usia tersebut selama ini adalah bagian
besar penikmat minuman energi. Penelitian menunjukkan tidak ada batas
aman bagi bagi usia tersebut.
Bisnis minuman energi telah tumbuh demikian cepat di
berbagai negara di dunia. Di Amerika telah terjual hampir 9 juta dolar
pada tahun 2011. Sekitar sepertiga remaja dan dewasa muda secara rutin
mengkonsumsinya. Menurut hasil berbagai survey minuman energi dikonsumsi
oleh sekitar 30-50%remaja dan dewasa muda. Di Amerika pada tahun 2007
dilaporkan sekitar 5448 orang mengalami overdosis kafein, 40% di
antaranya 46% terjadi pada usia di bawah 19 tahun. Bahkan beberapa
negara dan negara bagian di Amerika terjadi perdebatan dalam pembatasan
penjualan dan iklan produk tersebut
Seringkali ditemukan kandungan kafein yang tinggi
atau bahkan jumlahnya tidak diketahui. Minuman ini dilaporkan oleh
berbagai asosiasi kesehatan dunia mempunya dampak kesehatan yang serius
khususnya pada anak, remaja dan dewasa muda dengan gejala kejang,
diabetes, kelainan jantung, gangguan emosi dan gangguan perilaku.
.
Minuman Energi
Minuman energi adalah jenis minuman ringan yang diharapkan dapat menambah
energi dan kekuatan seseorang yang meminumnya. Bagi beberapa kalangan,
minuman energi diminum dengan tujuan untuk mencegah kelelahan dan
kantuk. Di Indonesia minuman energi digolongkan sebagai minuman
kesehatan. Tetapi sebaliknya, di luar negeri khususnya Amerika Serikat
minuman energi digolongkan sebagai minuman ringan. Hal ini
terjadi mungkin karena sampai saat ini dampak dan manfaat bagi
kesehatan pada minuman energi tidak terbukti secara ilmiah.
Umumnya, minuman energi dipasarkan dalam kemasan
botol kecil yang siap minum. Dalam perkembangannya di Indonesia
dilakukan ide kreatif untuk mengganti dengan kemasan sachet. Ide
cemerlang ini dipelopori oleh Extra Joss, dengan tujuan
menekan harga jual. Ternyata minuman energi yang lebih laku dipasarkan
adalah dalam bentuk sachet yang harus dicampur dengan air, biasanya air
mineral, sebelum dikonsumsi. Saat awal peluncurannya, Extra Joss
terkenal dengan frasa dalam iklannya di televisi, “Ini biangnya, buat
apa botolnya!” yang sangat merekat erat dalam hati pengguna minuman
energi, dan langsung mengubah peta pemasaran minuman energi di Indonesia
yang saat itu didominasi merk asing, seperti Kratingdaeng, Lipovitan
dan M-150. Selanjutnya beberapa merk domestik mengikuti produk sachet
Extra Joss seperti Hemaviton Jreng, Kuku Bima Ener-G dan sebagainya.
Kandungan dalam minuman energi yang utama adalah air, gula atau kafein.
Kandungan lain ditambahkan secara bervariasi berupa taurine, ginseng,
ginkobiloba, guarana, vitamins, teh hijau, zat pewarna, zat perasa dll.
Daftar minuman energi merek asal lokal Indonesia adalah Enerjos, Extra
Joss, Fit-up, Hemaviton Jreng dan Kuku Bima Ener-G. Minuman energi merek
luar negeri yang beredar di Indonesia di antaranya adalah Lipovitan,
M-150, Panther, Kratingdaeng atau Redbull, dan Rock Star
Dampak Pada Anak dan Remaja
Penelitian terkini seperti yang dilaporkan sebuah jurnal kedokteran
Pediatrics yang dilansir secara online pada tanggal 14 Februari 2011
menyebutkan tidak ada batas aman dalam mengkonsumsi minuman energi bagi
anak, remaja dan dewasa muda. Penelitian pada orang
yang mengkonsumsi minuman energi secara berlebihan dapat memicu jantung
berdebar, kejang, stroke dan kejadian meninggal mendadak.
Peneliti tersebut mengidentifikasi penyebab utama
yang memicu dampak kesehatan itu adalah kandungan kafein yang
berlebihan. Pengaruh kafein mungkin menjadi semakin lebih kuat bila
dikombinasikan dengan berbagai kandungan bahan lain di dalam minuman
energi. Sehingga tampaknya dokter harus merekomendasikan kepada para
orangtua bahwa sebaiknya melarang penggunaan minuman itu pada anak,
remaja dan dewasda muda. Mungkin peringatan dan rekomendasi itu mirip
dengan kasus rokok, alkohol dan narkotika.
Beberapa laporan mengatakan bahwa minuman non alkoholik bila dicampur dengan alkohol akan berdampak buruk terutama pada keadaan kondisi kesehatan tertentu. Beberapa temuan mengungkapkan beberapa kematian di Eropa remaja atau dewasa muda akibat minuman energi dicampur dengan minuman alkohol, atau yang memiliki kondisi seperti epilepsi yang mungkin meningkatkan risiko.
Minuman energi mengandung bermacam-macam zat perangsang, yang ketika dicampur bisa berbahaya bagi tubuh. Terlalu banyak mengkonsumsi kafein, yang perupakan kandungan utama dalam minuman energi dapat menimbulkan dehidrasi Ada beberapa catatan kematian seseorang setelah minum minuman energi secara berlebihan.
Sejauh ini menurut penelitian minuman energi tidak mempunyai manfaat efek terapi. Dan beberapa bahan kandungannya sedang diteliti dan belum mendapatkan persetujuan regulasinya. Efek farmakologi dari kandungan dalam minuman berenergi ada yang diketahui dan belum diketahui. Bila hal ini dikaitkan dengan laporan efek keracunan atau toksisitas meningkatkan kepedulian berbagai asosiasi kesehatan dunia terhadap potensi terjadinya efek samping yang serius dalam penggunaan menuman energi. Dalam jangka pendek membutuhkan kewaspadaan berbagai pihak tentang kemungkinan dampak minuman energi dalam masyarakat untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada para orang tua dan keluarga
Laporan yang diungkapkan the American Academy of Pediatrics dan dipakai sebagai pedoman bagi dokter bahwa minuman energi . Dokter gigipun mengungkapkan bahwa minuman energi juga telah merusak gigi remaja di austrakia. The Associated Press melaporkan sebanyak 677 kasus overdosis dan efek samping dicatat sejak bulan Oktober hingga Desember 2010 setelah dilacak oleh the American Association of Poison Control Centers. Sejauh ini dilaporkan 331 dalam tahun 2011 hingga bulan Februari dan sebagian besar diantaranya melibatkan anak dan remaja sebagian anak di bawah 6 tahun.
0 komentar:
Post a Comment