Pergaulan Bebas Para Remaja
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dewasa ini, kejadian pergaulan bebas yang terjadi di
kalangan remaja banyak berasal dari eksploitasi seksual pada media yang ada di sekeliling kita. Eksploitasi
seksual dalam video klip, majalah, televise, dan film-film ternyata mendorong
para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda.
Dengan memilih tampilan atau tayangan seks di media, para remaja itu
beranggapan bahwa seks adalah sesuatu yang bebas dilakukan oleh siapa, dan
dimana saja.
Bahkan tidak sedikit para remaja yang terjerumus
pergaulan bebas lain misalnya narkoba, rokok, dan minum minuman keras. Dapat
diperkirakan setiap harinya lebih dari 2 juta remaja di negara kita telah
mempergunakan rokok maupun narkoba. Oleh karena itu, kami, memilih tema
pergaulan bebas remaja untuk dikaji lebih lanjut sebagai informasi bagi kaum
remaja.
Masalah ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang
jelas dan akurat dengan harapan supaya remaja dapat mengatasi libidonya
sehingga para remaja dapat terhindar dari akibat-akibat negatif dari pergaulan
seperti pergaulan bebas. Dan menghimbau kepada para remaja untuk tidak salah
langkah dalam mengambil keputusan oleh karena perubahan pola pikir yang terjadi
pada dirinya.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
saja faktor penyebab para remaja terjerumus dalam pergaulan bebas?
2.
Bagaimana
tindakan preventif untuk mencegah terjerumusnya para remaja?
C. Tujuan
Penelitian
1.
Mengetahui
faktor-faktor penyebab para remaja terjerumus dalam pergaulan bebas.
2.
Mengetahui
tindakan preventif guna mencegah terjerumusnya para remaja.
D. Metode
Pengumpulan Data
1.
Berdasarkan
berbagai sumber di internet yang berkaitan dengan pergaulan bebas.
2.
Berdasarkan
hasil wawancara dengan salah satu nara sumber.
Subjek
yang dijadikan sumber data melalui dialog / wawancara :
a. Windi (sebagai
salah satu contoh korban akibat pergaulan bebas, yaitu hamil di luar nikah)
b. Adi (sebagai
salah satu pelajar yang sudah ketagihan merokok)
c. Doni (sebagai
salah satu remaja yang telah lama mengkonsumsi miras)
E. Manfaat
Di era globalisasi ini bangsa kita membutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas. Lalu bagaimana generasi penerus bangsa kita jika
para remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas semakin meningkat setiap
tahunnya? Tentu kita sendiri tidak ingin bangsa kita menjadi bangsa yang
terpuruk.
Maka dengan disusunnya makalah ini, kami berharap agar
para remaja meningkatkan pengetahuannya tentang bahaya pergaulan bebas, serta
dapat menjadikan bangsa ini lebih baik.
F. Sistematika
Penulisan
1.
BAB
I PENDAHULUAN yang terdiri dari : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan, Metode Pengumpulan Data, dan Manfaat.
2.
BAB
II LANDASAN TEORI yang terdiri dari : Faktor-faktor Penyebab Terjadinya
Pergaulan Bebas dan Cara Preventif Penanggulangannya.
3.
BAB
III PEMBAHASAN yang membahas dan mengkaji semua faktor penyebab terjadinya pergaulan
bebas serta tindakan preventif penanggulangannya.
4.
PENUTUP
yang terdiri dari : Kesimpulan dan Saran.
5.
DAFTAR
PUSTAKA
6.
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Faktor-faktor
penyebab terjadinya pergaulan bebas.
Adapun
faktor-faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas yaitu :
1.
Rendahnya
taraf pendidikan keluarga.
2.
Keadaan
keluarga yang tidak stabil (broken home).
3.
Orang
tua yang kurang memperhatikan.
4.
Lingkungan
setempat kurang baik.
5.
Kurang
berhati-hati dalam berteman.
6.
Keadaan
ekonomi keluarga.
7.
Kurangnya
kesadaran remaja.
8.
Adanya
teknologi informasi (internet).
B. Cara
preventif pencegahannya.
Cara-cara
/ upaya pencegahan pergaulan bebas akan terwujud jika kita melakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
1.
Melakukan
penyuluhan tentang seks bebas.
2.
Memberi
pengetahuan tentang bahaya narkoba.
3.
Diberi
pengetahuan tentang ilmu / hukum agama.
4.
Menciptakan
suasana harmonis.
5.
Bagi
orang tua harus memberi perhatian dan pengarahan kepada anaknya.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan teori
yang melandasi hal-hal yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas serta cara
pencegahannya dapat kita uraikan dan kita kaji sebagai berikut :
Faktor-faktor penyabab terjadinya pergaulan bebas.
A. Rendahnya
Taraf Pendidikan Keluarga.
Rendahnya taraf pendidikan keluarga mungkin juga
berpengaruh besar terhadap terjadinya pergaulan bebas. Misalnya masih
mengizinkan anaknya berpacaran tanpa mengawasinya, ini akan menyebabkan anaknya
akan terjerumus dalam pergaulan bebas.
B. Keadaan
Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home).
Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap tingkah laku
/ perkembangan psikis remaja. Apabila keadaan orang tua tidak harmonis maka
perkembangan psikis anak akan terganggu dan anak cenderung mencari kesenangan
di luar.
Karena anak merasa orang tua tidak memberi kasih sayang,
sehingga anak mencari pelampiasan dengan cara bergaul secara bebas.
C. Orang
Tua yang Kurang Memperhatikan.
Orang tua yang tidak memperhatikan anaknya dikarenakan
cenderung memikirkan pekerjaannya dan anak kurang mendapat perhatian sehingga
anak cenderung bebas dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu,
perlunya perhatian orang tua.
Apabila kita perhatikan kesalahan orang tua adalah tidak
memberi pendidikan tentang pergaulan bebas yang memadai di rumah, dan
membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman pergaulan yang salah dari sumber
yang salah.
D. Lingkungan
Setempat Kurang Baik.
Lingkungan setempat manjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi cara bergaul para remaja. Apabila kondisi keluarga sudah baik,
akan tetapi lingkungan sekitar tidak mendukung atau tidak kondusif, maka anak
tersebut juga dapat terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Apalagi remaja zaman
sekarang lebih menyukai bergaul dengan teman yang ada di lingkungan sekitar
daripada keluarga. Apabila kita ingat perkembangan cara pikir, pola pikir, anak
zaman sekarang tidak lagi didominasi oleh pendidikan keluarga namun lebih
banyak pendidikan dari lingkungan.
E. Kurang
Berhati-hati Dalam Berteman.
Berteman mungkin hal yang wajar, namun dalam memilih
teman kita harus hati-hati. Teman bisa menjerumuskan ke dalam hal-hal yang
negatif, sehingga dalam bergaul tidak asal-asalan maka dari itu kita harus
memilih teman yang benar-benar baik agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan
yang cenderung bebas. Parahnya lagi, menurut hasil penelitian, para remaja yang
terlanjur mendapat informasi pergaulan / tata cara bergaul yang salah dari
media / sumber, cenderung menganggap bahwa teman-teman sebaya mereka juga sudah
terbiasa melakukan pergaulan yang bebas / seks bebas. Mereka akhirnya
mengadopsi begitu saja norma-norma sosial “tak
nyata” yang sengaja dibuat oleh sumber yang salah.
F. Keadaan
Ekonomi Keluarga.
Keadaan ekonomi keluarga yang rendah, itu akan membuat seorang anak tidak mengenyam
pendidikan dengan baik. Dan kebanyakan anak akan putus sekolah sehingga anak
tersebut akan bergaul dengan para remaja yang senasib. Mereka akan membentuk
suatu kelompok yang beranggotakan anak yang putus sekolah. Keadaan ekonomi juga
dapat menjadi faktor yang cukup mendominasi, karena menurut Rumah Sakit
Ketergantungan Obat Jakarta melaporkan bahwa remaja yang terjerumus ke dalam
pergaulan bebas adalah para remaja. Maka adanya penyuluhan / pengetahuan
tentang internet sangatlah diperlukan. Namun bahaya pergaulan bebas tidak hanya
didapat dari internet tetapi juga televisi dan handphone. Bahkan secara umum,
kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan bergaul secara bebas dari
media cenderung melakukan pergaulan yang tidak baik, apalagi usia 14 hingga 16
tahun.
G. Kurangnya
Kesadaran Remaja.
Perlunya ditanamkan tentang pendidikan pergaulan adalah
agar para anak dapat berpikir lebih baik /agar pola pikir anak lebih maju. Dan
agar remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai
dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut
peran orangtua agar memberi pendidikan agama dan memberi pendidikan/
pengetahuan tentang seks/ pergaulan bebas.
H. Adanya
Teknologi Informasi (Internet).
Munculnya internet memudahkan kita untuk mengakses
berbagai macam jenis budaya. Sehingga dampaknya bisa positif dan negatif. Jadi
apabila kita menggunakan internet kita harus selektif.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tingginya angka pergaulan bebas dikalangan para remaja
sesungguhnya sebuah petaka bagi Negara ini. Di Indonesia, para remaja yang
menjadi korban pergaulan bebas / salah pergaulan dikalangan remaja Indonesia dapat kita
cegah dan kita tekan. Kerena rusaknya moral para remaja dapat merusak negara ini.
B. Saran
1. Bagi
Orang Tua
Sebaiknya orang tua
lebih memperhatikan anaknya. Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul.
Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka dan anak dapat
menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat terpercaya.
2. Para
Pendidik (Guru)
Memberi gambaran
bahwa, cukup banyak permasalahan tentang salah pergaulan yang timbul diantara
remaja. Oleh sebab itu konsultasi dan penyuluhan tentang pergaulan yang baik
dan benar sangat diperlukan, dan kegiatan ini dapat berjalan dengan bantuan
seorang guru.
3. Para
Remaja
Yang terpenting
sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja
yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Agar kita dapat
menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang
sukses.
4. Bagi
Masyarakat Umum
Bagi masyarakat
umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya. Apabila melihat hal-hal
yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.
DAFTAR PUSTAKA
Martono, L. Harlima, 1984. Pendidikan Sebagai Sarana
Pencegahan Penyalahgunaan Obat/ Narkotika / Minuman Keras, Pendekatan Kesejahteraan. Rapat Kerja
Badan Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (BPKJM) DKI Jakarta. Dirangkum dari :
Helen Nowlis, Drugs Demystified, International Traveling Seminar Drug Abuse. Regional Office for South East Asia.
Partini, Siti. 1984. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Studying
Ahmadi, Abu. 1990. Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta
Mulyatiningsih, Rudi.
2004. Pribadi-Sosial, Belajar dan Karier. Jakarta : PT. Fasindo Anggota [KAP]
0 komentar:
Post a Comment