LAPORAN
PRAKTIKUM BIOLOGI
JARINGAN
PADA TUMBUHAN
Karya
Ilmiah ini Disusun
untuk
Memenuhi Tugas Pembelajaran
Mata
Pelajaran Biologi pada Semester I
Kelas
XI
Tingkat SMA
Disusun
oleh :
CATUR
APIN SUBEKI
04
/ XI IPA 2
SEKOLAH
MENENGAH ATAS
NEGERI
1 JETIS BANTUL
YOGYAKARTA
2009
/ 2010
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Siswa
membutuhkan pembuktian secara nyata dari materi yang diuraikan dalam
buku pembelajaran agar siswa lebih menguasai materi secara lebih
mendalam.
Tumbuhan
tersusun atas jaringan-jaringan yang menjadi penyusunnya, dan
jaringan-jaringan tersebut mempunyai struktur yang berbeda. Untuk
itulah diadakan praktikum yang bertujuan untuk mengamati berbagai
jaringan pada tumbuhan tersebut.
Dengan
adanya kegiatan ini juga menjadikan para siswa SMA N 1 Jetis,
khususnya siswa kelas XI IPA 2 lebih bertambah wawasan dan
pengalamannya dalam Bidang Ilmu Biologi.
B. Rumusan
Masalah
- Bagaimanakah bentuk dari sel-sel penyusun berbagai jaringan tumbuhan yang kalian amati?
- Termasuk sel mati atau kah sel hidupkah sel-sel penyusun jaringan tumbuhan yang diamati?
- Ciri-ciri spesifik apa yang dapat kalian amati pada setiap jaringan tumbuhan?
- Bagaimanakah hubungan antara struktur / ciri-ciri sel penuyusun jaringan dengan fungsinya pada tubuh tumbuhan?
C. Tujuan
Siswa
dapat mengidentifikasi
struktur berbagai jaringan pada tumbuhan.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan
pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk
jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya
sampai membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan dibahas
macam-macam jaringan dan organ yang membentuk tubuh
tumbuhan.
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :
- Jaringan meristem
- Jaringan dewasa
A. JARINGAN
MERISTEM
Jaringan meristem adalah jaringan
yang terus menerus membelah.
Jaringan meristem dapat dibagi 2
macam :
- Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem yang merupakan
perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
Contoh: ujung batang, ujung akar.
Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut
meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang
dan akar bertambang panjang.
Pertumbuhan jaringan meristem
primer disebut pertumbuhan primer.
- Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah
jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan
kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut
pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan
pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder
yaitu kambium.
Kambium adalah lapisan sel-sel
tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem.
Aktivitas kambium
menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi
besar. Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka ).
Pertumbuhan kambium ke arah luar
akan membentuk kulit batang, jika kearah dalam akan membentuk kayu.
Pada masa pertumbuhan, kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan
pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang
lebih tipis dibandingkan kayu.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
Meristem interkalar /
meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan
meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki
meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae).
Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan
pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.Meristem
lateral / meristem samping
adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan
skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah
besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut
juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem
yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder
pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.
B. JARINGAN
DEWASA
Jaringan dewasa adalah jaringan
yang sudah berhenti membelah.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :
- Jaringan Epidermis
Jaringan yang letaknya paling
luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis
bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan
sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan
epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di
sebelah dalamnya.
- Jaringan Parenkim
Nama lainnya adalah jaringan
dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar,
daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim
bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut
klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim.
Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan
oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan
parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
- Parenkim asimilasi (klorenkim).
- Parenkim penimbun.
- Parenkim air
- Parenkim penyimpan udara (aerenkim).
- Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
- Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.
- Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.
- Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
C. Jaringan
Penguat/Penyokong
Nama lainnya stereon. Fungsinya
untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan
sklerenkim.
- Kolenkim
Sebagian besar dinding sel
jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan
penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
- Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding
sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga
sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam
yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah
contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut
dan sklereid.
D. Jaringan
Pengangkut
Jaringan pengangkut bertugas
mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada 2 macam
jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh
lapis/pembuluh kulit kayu.
Xilem bertugas mengangkut air dan
garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid.
Floem bertugas mengangkut hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
E. Jaringan
Gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk
melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat
sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus
dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus
ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah
luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.
BAB
III
METODE
Pengamatan
Berbagai Jaringan Pada Tumbuhan
A. Alat
dan Bahan
- Mikroskop, kaca obyek dan kaca penutup
- Pipet dan air
- Tusuk gigi
- Daun Rhoe discolor
- Tangkai daun Enceng gondok
- Rangkai daun Seledri
- Daun Semak
- Batang
B. Cara
Kerja
- Siapkan mikroskop, usahakan mendapat cahaya yang cukup.
- Buatlah beberapa sayatan epidermis permukaan bawah daun Rhoe discolor dan daun semak untuk pengamatan jaringan epidermis.
- Letakkan sayatan pada gelas benda, tutup dengan kaca penutupnya.
- Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil kemudian semakin besar.
- Gambar hasilnya di lembar kerja dan beri keterangan.
- Tentukan bagian-bagian sel : inti sel, sitoplasma, dinding sel, lumen, dll, yang dapat diamati.
- Untuk pengamatan jaringan parenkim, buatlah sayatan melintang pada tangkai daun enceng gondok (bagian yang menggembung) seperti langkah kerja no 3 – 6.
- Untuk pengamatan jaringan penguat / penyokong, buatlah sayatan melintang pada tangkai daun seledri lalu lakukan langkah kerja seperti langkah kerja no 3 – 6.
- Untuk pengamatan jaringan pengangkut, buatlah sayatan melintang pada tangkai daun seledri lalu lakukan langkah kerja seperti langkah kerja no 3 – 6.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Setelah
saya dan kelompok saya, yaitu Ahmad Rif’an K. L, Mukhtar Wijaya,
dan Latifah Nur Muharum melakukan pengamatan dengan prosedur kerja
seperti di atas, kami mendapatkan gambar yang saya lampirkan di
belakang.
Berdasarkan hasil
pengamatan didapatkan hasil yang pertama adalah perbedaan dari
masing-masing jaringan. Perbedaaan itu dapat dilihat dari bentuk,
warna, struktur dan fungsinya. Mari kita bahas satu persatu jaringan
tersebut, kita lihat perbedaannya.
Pertama
adalah jaringan epidermis daun Rhoe
discolor.
Epidermis daun ini tersusun atas sel yang memiliki warna ungu dan
bentuknya bulat tak beraturan. Di antara sel-sel tersebut terdapat
stomata yang berfungsi sebagai alat pertukaran gas tumbuhan. Selain
itu, dapat dilihat pula pada setiap sel tidak ditemukannya inti sel,
menandakan bahwa sel-sel jaringan epidermis daun tersebut merupakan
sel mati.
Kedua adalah
jaringan epidermis daun cempedak. Epidermis daun ini tersusun atas
sel yang berwarna perak dan bentuknya persegi panjang dengan dilapisi
seperi rambut-rambut halus dipermukaan sel yang berfungsi untuk
meneruskan rangsang dan mengurangi penguapan. Pada sel ini juga tidak
ditemukan inti sel.
Ketiga adalah
jaringan parenkim pada tangkai enceng gondok. Setelah tangkai di
sayat tipis dan diamati melalui mikroskop, selnya tampak jelas yaitu
berbentuk bintang yang ujungnya saling berhubungan sehingga mempunyai
banyak ruang antarsel. Ruang-ruang pada tangkai eceng gondok tersebut
digunakan sebagai tempat penyimpanan udara agar dapat terapung di
permukaan air.
Keempat adalah
jaringan penyokong dan pengangkut pada tangkai daun seledri. Setelah
di sayat melintang pada tangkai daun seledri dan mengamatinya pada
mikroskop, terlihat bagian-bagian yang merupakan jaringan penyokong
dan jaringan pengangkutnya. Meski sama-sama pada satu tumbuhan tapi
jaringannya ternyata berbeda. Dari ukurannya hingga warnanya. Warna
sel jaringan penyokong putih yang merupakan lumen dari sel tersebut
dan ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan sel jaringan
pengangkuthnya. Sel jaringan pengangkut pada tangkai daun seledri
mengalami penebalan.
Dapat disimpulkan
bahwa jaringan pada setiap tumbuhan berbeda-beda tergantung pada
lingkungan dan keadaan hidupnya. Perbedaan itu mulai dari warna yang
berwarna warni yaitu ada yang hijau dan ada yang berwarna ungu;
bentuknya mulai dari bulat, persegi panjang, dan bintang; ukurannya
ada yang kecil hingga yang besar, struktur dan fungsinya juga
berbeda-beda. Sel-sel penyusun jaringan epidermis itu tersusun sangat
rapat dan ada yang dilapisi lilin karena fungsinya yang merupakan
pelindung jaringan lainnya. Dan sel jaringan di atas, semua merupakan
sel mati karena tidak ditemukannya inti sel, mengalami penebalan pada
dinding sel dan terdapat lumen (rongga udara).
BAB
V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
- Tumbuhan tersususn atas jaringan-jaringan
- Jaringan pada tumbuhan yaitu:
Jaringan Meristem ( Jaringan Embrional )
Jaringan Permanen ( Jaringan Dewasa )
- Jaringan Epiderm
- Jaringan Dasar (Parenkim)
- Jaringan Penyokong
- Jaringan Pengangkut
- Setiap jaringan mempunyai struktur dan fungsi tertentu
KAJIAN PUSTAKA
0 komentar:
Post a Comment