My Hot Videos



Budidaya Ikan Lele

Sunday, November 11, 2012

-->

LAPORAN BUDIDAYA PERIKANAN

IKAN LELE


-___-




Disusun oleh :
Anik Okvitasari K.      ( 02 )
Catur Apin Subekti     ( 04 )
Alvionita                     ( 18 )
Laily Ulandaru            ( 24 )
XI IPA 2


SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 1 JETIS BANTUL
YOGYAKARTA
2010 / 2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keterampilan budidaya mengenai Pembudidayaan “Ikan Lele”.
Dalam penyelesaian tugas ini kami tidak lupa menucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung kami dalam pembuatan makalah ini, antara lain kepada :
1.      Bapak Drs. H. Wiyono selaku kepala Sekolah SMA N 1 Jetis, yang telah memberikan izin.
2.      Ibu Ranti Hartanti, S.Pd. dan Ibu Rofida, selaku pembimbing mata pelajaran Keterampilan Budidaya.
3.      Dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan sebagai masukan bagi kami. Akhir kata, kami mengucapkan terima ksih.


Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Lele merupakan ikan yang berhabitat di air tawar. Untuk membudidayakan ikan ini tidaklah sulit. Baik perawatan kolam dan ikan, maupun pemberian makanannya. Selain itu, ikan Lele sangat dihgemari oleh masyarakat. Seringkali masyarakat mengkonsumsi ikan Lele, dari yang digoreng sampai yang dibakar, hal itu menunjukkan bahwa ikan Lele memiliki banyak peminat di pasaran.
Dengan adanya tugas ini dapat menjadikan para siswa SMA N 1 Jetis, khususnya siswa kelas XI IPA 2 lebih bertambah wawasan dan pengalamannya dalam Bidang Ilmu Kweirausahaan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Seperti apa kolam yang cocok untuk jenis ikan lele?
2.      Apa jenis makanan yang cocok untuk ikan lele?
3.      Bagaimana cara pemeliharaan ikan lele yang benar?
4.      Bagaimana proses pembibitan ikan lele?
5.      Bagaimana proses pemasaran ikan lele?

C.    Tujuan
1.      Mendiskripsikan kolam yang cocok untuk jenis ikan lele.
2.      Mendiskripsikan jenis makanan yang cocok untuk ikan lele.
3.      Mendiskripsikan cara pemeliharaan ikan lele yang benar.
4.      Mendiskripsikan proses pembibitan ikan lele.
5.      Mendiskripsikan proses pemasaran ikan lele.

D.    Manfaat
1.      Bagi peneliti, makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang dunia kewirausahaan, serta dapat digunakan sebagai pedoma uintuk memulai sebuah usaha baru.
2.      Bagi pembaca, mekalah ini dapat menjadikan kajian awal untuk memulai suatu bidang usaha sendiri.
3.      Bagi pengusaha, makalah ini dapat menjadi kajian awal untuk memperbaiki bidang usahanya, karena dapat dijadikan sebagai pedoman.


BAB II
KAJIAN TEORI

 

IKAN LELE


Lele kampung, Clarias batrachus
A.    SEJARAH SINGKAT
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.

B.     SENTRA PERIKANAN
Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele 970 kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam) produksinya rata-rata tiap ± 7 bulan mencapai 1200 kg/Ha.

C.    MANFAAT
1.      Sebagai bahan makanan
2.      Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias.
3.       Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele.
4.      Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.

D.    PERSYARATAN LOKASI
1.      Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
2.      Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.
3.      Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
4.      Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
5.      Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
6.      Ikan lele dapat hidup pada suhu 200 C, dengan suhu optimal antara 25-280 C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-300C dan untuk pemijahan 24-280 C.
7.      Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.
8.      Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan ikan.
9.      Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.
10.  Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daundaunan hidup, seperti enceng gondok.
11.  Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60 cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.
12.  Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :
a.       Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
b.      Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
c.       Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
d.      Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudah dipasang.
e.       Kedalaman air 30-60 cm.

E.     PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
1.      Penyiapan Sarana dan Peralatan
Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen. Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton). Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi. Prakiraan kekeruhan air berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi :
- Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50
- Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40
- Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30

2.      Penyiapan Bibit
1) Pemilihan Induk
a) Ciri-ciri induk lele jantan:
• Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.
• Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.
• Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
• Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng (depress).
• Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele betina.
• Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).
• Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
b) Ciri-ciri induk lele betina
• Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.
• Warna kulit dada agak terang.
• Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.
• Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.
• Perutnya lebih gembung dan lunak.
• Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
c) Syarat induk lele yang baik:
• Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
• Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
• Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.
• Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
• Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.
• Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.
d) Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon induk terlihat mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri untuk dipijahkan.
e) Perawatan induk lele:
- Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan daging bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relative tinggi, yaitu 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena ± kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutra harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan.
• Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dari berat total ikan.
• Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan, sedangkan induk jantan dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu.
• Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserang penyakit untuk segera diobati.
• Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit.
2) Pemijahan Tradisional
a) Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau tembok sebagian dengan dasar tanah.
b) Luas bervariasi, minimal 50 m2.
c) Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dangkal (70%) dan bagian dalam (kubangan) 30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagian tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi untuk bersembunyi induk, bila kolam disurutkan airnya.
d) Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran dengan ukuran 30x30x25 cm3, dari tembok yang dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran dari pipa paralon diamneter 1 inchi untuk keluarnya banih ke kolam pendederan.
e) Setiap sarang peneluran mempunyai satu lubang yang dibuat dari pipa 4 inchi untuk masuknya induk-induk lele. ±paralon (PVC) ukuran 1 m. ±f) Jarak antar sarang peneluran
g) Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-750 gram/m2.
h) Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan selama 4 hari.


3.      Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemupukan
a) Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele.
b) Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gram/m2. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2. Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.
c) Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.
d) Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.
2) Pemberian Pakan
a) Makanan Alami Ikan Lele
• Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air.
• Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp
(gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).
• Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
• Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
b) Makanan Tambahan
• Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, dan bangkai.
• Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1).
c) Makanan Buatan (Pellet)
• Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil kacang tanah=18,00; tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500;
• Proses pembuatan:
• Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%. Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyak juga dapat memperlambat pellet tenggelam.
• Cara pemberian pakan:
• Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.
• Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang berbentuk pellet.
• Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.
3) Pemberian Vaksinasi
Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:
• Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan kebal selama 6 bulan.
• Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan menyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
• Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
4) Pemeliharaan Kolam/Tambak
• Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
• Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2 malam.
• Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/m2 selama satu minggu. Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.

F.     HAMA DAN PENYAKIT
a. Hama dan Penyakit
1) Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele.
2) Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut.
3) Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
a) Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron.
Gejala: iwarna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air.
Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.
b) Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum).
Gejala: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.
Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari.
c) Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas.
Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit.
d) Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin
25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
e) Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit; (2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam 30 menit; (4) memakai ±larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama  30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH ±larutan NaCl 2% selama  10 menit. ±0,5% selama
f) Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah.
Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
b. Hama Kolam/Tambak
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol factor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
1) Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
2) Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
3) Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
4) Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.

G.    PANEN
a. Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
1) Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.
2) Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4 bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaan ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.
3) Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
4) Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
5) Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
6) Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
7) Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
8) Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
b. Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
1) Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m2 pada dinding kolam sampai rata.
2) Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
3) Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.

H.    PASCAPANEN
1.      Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya. Sebelum dibersihkan sebaiknya lele dimatikan terlebih dulu dengan memukul kepalanya memakai muntu atau kayu.
2.      Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu, karena dapat menyebabkan daging terasa pahit.
3.      Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan untuk berbagai ragam masakan.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Ikan Lele mudah dikembangkan dan dipelihara dengan toleransi yang tinggi terhadap lingkungan.
2.      Ikan Lele banyak digemari oleh masyarakat karena mempunyai cita rasa yang tinggi sehingga disebut sebagai ikan konsumsi.
3.      Pemeliharaan ikan Lele dapat dilakukan dengan mudah.

B.     Saran
1.      Bagi pengusaha ikan Lele dapat mengambil manfaat dari makalah ini.
2.      Bagi pembaca dapat mengetahui manfaat ikan lele dari makalah ini.
3.      Bagi peneliti pengamatan ini dapat dijadikan pedoman pembaca atau pebisnis.





DAFTAR PUSTAKA

http://benihikan.net/lele/budidaya-lele-di-kolam-terpal/
http://www.hulusungaitengahkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=957:budidaya-lele-kolam-bak-tembok-&catid=16:ekonomi-bisnis&Itemid=44
http://id.wikipedia.org/wiki/Lele
www.geocities.com/yasmuipsht6/jenis-lele
Suyanto, SR. 1991. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.
http://alamendah.wordpress.com/2009/09/21/klasifikasi-dan-jenis-ikan-lele/
http://budidaya-di.blogspot.com/2009/11/budidaya-ikan-lele-persiapan-persiapan.html
http://angkringan.web.id/index.php/tips-dan-trik/74-budidaya-ikan-lele
http://ikankolamterpal.blogspot.com/2010/04/pentingnya-seleksi-bibit-lele-grading.html
http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/08/makalah-ekonomi-budidaya-ikan-lele.html

0 komentar:

 
Do you can do it?? © 2012